kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Populasi China Menyusut Lebih dari 1,39 Juta Tahun 2024


Jumat, 17 Januari 2025 / 11:46 WIB
 Populasi China Menyusut Lebih dari 1,39 Juta Tahun 2024
ILUSTRASI. Angkatan Bersenjata Republik Rakyat Tiongkok (RRC)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Populasi China pada tahun 2024 kembali menyusut meski terjadi sedikit peningkatan angka kelahiran. Ini merupakan tahun ketiga berturut-turut populasi Negeri Panda itu mengalami penurunan. 

Biro Statistik Nasional China mencatatkan jumlah penduduk China pada tahun lalu mencapai 1,40 miliar, berkurang lebih dari 1,39 juta dari tahun sebelumnya. 
Data ini menyoroti risiko jangka panjang yang terus membayangi ekonomi China. 

Sedangkan jumlah bayi yang lahir tahun 2024 mencapai 9,54 juta, meningkat 520.000 dari 2023. Peningkatan ini kemungkinan didorong oleh kepercayaan bahwa Tahun Naga dalam zodiak China dianggap beruntung untuk memiliki anak. 

Meski begitu, jumlah kelahiran ini merupakan yang kedua terendah sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949.

Baca Juga: Turki Bagi-Bagi Tunjangan untuk Tingkatkan Angka Kelahiran

He Yafu, seorang demografer independen mengatakan, penyebab kenaikan itu lantaran banyak pasangan memutuskan punya anak tahun 2024 setelah adanya penundaan selama tiga tahun pandemi Covid-19.

"Namun, saya memperkirakan jumlah bayi baru lahir akan turun pada 2025,” kata He seperti dikutip Bloomberg, Jumat (17/1), 

Bagi sebagian besar dunia, China telah lama menjadi negara dengan populasi terbanyak, tetapi dekade kebijakan keluarga berencana yang ketat, meningkatnya biaya pengasuhan anak, dan norma sosial yang berubah telah secara drastis menurunkan angka kelahirannya. 

Jumlah bayi baru lahir telah menurun secara konsisten sejak tahun 1960-an, kecuali untuk peningkatan singkat pada 2016 ketika pemerintah melonggarkan kebijakan satu anak.

Penurunan populasi terbaru ini memperlebar kesenjangan China dengan India, yang menyalipnya sebagai negara terpadat pada 2023. Negara Asia Selatan itu kini mendekati 1,45 miliar penduduk, menurut perkiraan PBB.

Bloomberg Intelligence memperkirakan populasi China akan menyusut menjadi 1,36 miliar pada 2035, tingkat yang belum terlihat sejak 2012, meskipun itu mungkin tertunda jika pasangan dapat didorong untuk memiliki lebih banyak anak. 

Baca Juga: Populasi Dunia Tembus 8,09 Miliar Jiwa di Hari Pertama Tahun 2025

Pada bulan Oktober, otoritas berjanji untuk lebih mendukung keluarga dengan banyak anak, termasuk membantu dengan perumahan, layanan kesehatan, dan pekerjaan.

Tantangan demografis China pada akhirnya dapat merugikan prospek ekonominya karena menyusutnya angkatan kerja akan membebani pertumbuhan. Selain itu, populasi lansia yang terus bertambah akan memberikan tekanan lebih besar pada sistem pensiun yang kekurangan dana.

Tahun lalu, China menyatakan akan secara bertahap menaikkan usia pensiun untuk pertama kalinya sejak 1978, meskipun keputusan itu menyebabkan ketidakpuasan publik.

Selanjutnya: Indonesia Expects EU to Adjust Palm Oil Biofuel Stance After EU Ruling

Menarik Dibaca: Sebelum Belanja Barang Secara Lusinan, Simak Tips Belanja Bulanan Dalam Jumlah Besar



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×