Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - PARIS. Prancis kembali bersitegang dengan Iran setelah dua warganya dijatuhi hukuman penjara panjang atas tuduhan mata-mata. Pemerintah Prancis menilai keputusan itu tidak berdasar dan bersifat sewenang-wenang, memperburuk hubungan diplomatik kedua negara yang memang tengah tegang.
Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut vonis terhadap Cécile Kohler dan Jacques Paris sebagai langkah tidak adil yang berpotensi memperkeruh hubungan ekonomi dan politik dengan Teheran.
“Keduanya dijatuhi hukuman yang sangat lama atas tuduhan yang sama sekali tidak berdasar. Kami menyerukan pembebasan mereka segera,” kata juru bicara kementerian luar negeri Prancis, Pascal Confavreux, di Paris, Kamis (16/10/2025).
Baca Juga: AS Akan Deportasi 400 Warga Iran di Tengah Pengetatan Kebijakan Imigrasi Trump
Kohler dan Paris telah ditahan sejak 2022 bersama puluhan warga asing dan dwi-kewarganegaraan lainnya yang dipenjara Iran dengan tuduhan terkait spionase.
Banyak negara Barat menilai Iran menggunakan tahanan asing sebagai alat tawar-menawar dalam hubungan diplomatik dan ekonomi—tuduhan yang dibantah Teheran.
Menurut laporan media semi-resmi Fars, pengadilan Iran menjatuhkan hukuman berat kepada keduanya: satu warga Prancis dihukum 6 tahun penjara karena memata-matai untuk Prancis, 5 tahun karena berkonspirasi melawan keamanan nasional, dan 20 tahun karena membantu intelijen Israel.
Sementara satu lainnya dijatuhi hukuman 10 tahun untuk spionase, 5 tahun untuk konspirasi, dan 17 tahun untuk membantu Israel.
Vonis ini muncul hanya sepekan setelah muncul sinyal positif dari negosiasi antara Paris dan Teheran terkait pembebasan mereka. Prancis menuduh kondisi keduanya di penjara Evin, Teheran, setara penyiksaan dan menegaskan mereka tidak mendapat akses konsuler yang layak.
Baca Juga: Konflik Iran-Israel Masuki Hari Kelima, Trump Desak Warga Iran Keluar dari Tehran
Iran membantah tuduhan tersebut dan menuding balik Prancis karena menahan seorang mahasiswa Iran, Mahdieh Esfandiari, yang ditangkap atas unggahan anti-Israel di media sosial.
Kasus ini menambah daftar panjang ketegangan diplomatik yang berimbas pada hubungan ekonomi antara Prancis dan Iran.
Ketidakpastian politik dan meningkatnya risiko diplomatik dinilai dapat menghambat kerja sama dagang kedua negara di sektor energi dan manufaktur yang sebelumnya sempat menunjukkan pemulihan.
Sebagai catatan, pekan lalu Iran membebaskan seorang pesepeda muda Prancis-Jerman, Lennart Monterlos, setelah pengadilan menyatakan ia tidak bersalah atas tuduhan spionase. Namun bagi Kohler dan Paris, prospek kebebasan tampak masih jauh di tengah kian panasnya hubungan Paris–Teheran.