kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Prediksi 2035 Goldman Sachs: Saham AS Tak Lagi Jawara, Pasar Asia Diproyeksi Melejit


Senin, 17 November 2025 / 06:47 WIB
Prediksi 2035 Goldman Sachs: Saham AS Tak Lagi Jawara, Pasar Asia Diproyeksi Melejit
ILUSTRASI. Goldman Sachs merilis proyeksi pasar saham hingga tahun 2035. Isinya mungkin tidak terdengar menyenangkan bagi sebagian besar investor di AS. REUTERS/David Gray


Sumber: The Street | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Goldman Sachs diam-diam merilis proyeksi pasar saham jangka panjang hingga tahun 2035. Isinya mungkin tidak terdengar menyenangkan bagi sebagian besar investor di Amerika Serikat.

Mengutip The Street, setelah satu dekade yang dipenuhi lonjakan saham teknologi dan valuasi yang melonjak, Goldman memprediksi kondisi 10 tahun ke depan akan jauh berbeda.

Menurut mereka, indeks S&P 500 hanya akan menghasilkan imbal hasil rata-rata 6,5% per tahun, jauh dari tren kenaikan dua digit yang selama ini dinikmati investor.

Yang mendorong pertumbuhan bukan lagi kenaikan valuasi seperti sebelumnya, tetapi pertumbuhan laba perusahaan. Ini menandakan pasar akan kembali ke kondisi yang lebih “normal”.

Yang lebih mengejutkan, Goldman memprediksi peluang terbesar justru bukan dari saham-saham AS — tetapi dari kawasan yang sering diabaikan investor Amerika.

Intinya, Goldman melihat masa “kenaikan harga karena sentimen berlebihan” sudah lewat.

Baca Juga: Solaria Tunjuk Goldman Sach untuk Cari Mitra Proyek Data Centre di Eropa

Prediksi 6,5% tadi muncul dari perhitungan sederhana: pertumbuhan laba sekitar 6%, tekanan kecil pada valuasi, dan dividen yang relatif stabil.

Pesannya jelas: 10 tahun ke depan bukan waktu untuk mengejar hype, melainkan berinvestasi pada bisnis yang benar-benar tumbuh dan menghasilkan.

Akhir Era Valuasi Mengembang

Goldman menyebut valuasi pasar saat ini sudah terlalu tinggi jika dibandingkan sejarah.

Model mereka memperkirakan price-to-earnings (P/E) fair value di angka 21x pada 2035, turun dari sekitar 23x sekarang.

Ada dua alasan utamanya:

1. Margin laba sudah sangat tinggi, naik dari 5% pada 1990 menjadi sekitar 13% saat ini — didorong oleh efisiensi rantai pasok global dan penurunan biaya bunga serta pajak. Goldman menilai kondisi ini tidak akan terulang.

2. Mereka memperkirakan yield obligasi 10 tahun AS ada di 4,5%, sehingga ruang pertumbuhan valuasi makin sempit.

Artinya, pasar ke depan akan naik karena pertumbuhan keuntungan perusahaan, bukan karena investor bersedia membayar lebih mahal untuk dolar laba yang sama.

Baca Juga: Bos Goldman Sachs dan Morgan Stanley Peringatkan Potensi Koreksi Pasar Saham Global




TERBARU

[X]
×