Sumber: The Street | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Laba Perusahaan Masih Menguat
Prediksi ini muncul saat kinerja perusahaan AS masih sangat solid.
Dalam dua kuartal terakhir, mayoritas perusahaan di S&P 500 membukukan hasil yang lebih baik dari perkiraan analis — baik dari sisi laba maupun penjualan.
- Q2: 82% mengalahkan estimasi laba, 79% mengalahkan estimasi pendapatan.
- Q3: tren masih berlanjut dengan level yang hampir sama.
- Bahkan dalam empat kuartal terakhir, pertumbuhan laba dua digit terus terjadi.
- Sektor teknologi tetap jadi motor utama pertumbuhan.
Investor AS Mungkin Salah Fokus
Bagian paling menarik dari laporan Goldman: sumber return terbesar dalam 10 tahun ke depan bukan dari pasar AS.
Prediksi return tahunan:
- S&P 500 (AS): +6,5%
- Emerging Markets: +10,9%
- Asia ex-Japan: +10,3%
- Jepang: +8,2%
Tonton: Harga Perak Melejit Lampaui Emas, Goldman Sachs Wanti-wanti Risiko
Kawasan berkembang (terutama Asia) dinilai punya kombinasi ideal: pertumbuhan ekonomi lebih cepat, reformasi struktural, peningkatan dividen, dan perbaikan tata kelola.
Mata uang juga memainkan peran penting. Goldman melihat dolar AS saat ini 15% terlalu mahal dan berpotensi melemah bertahap selama dekade ke depan — kondisi yang biasanya menguntungkan pasar saham di luar AS.
China dan India disebut sebagai motor utama pertumbuhan laba di pasar berkembang, sementara Jepang dinilai sedang mengalami reformasi pasar modal yang memperkuat profitabilitas jangka panjang.
Kesimpulan
Goldman Sachs memperingatkan bahwa dekade berikutnya tidak akan sespektakuler 10 tahun terakhir bagi pasar saham AS. Pertumbuhan akan tetap ada, tetapi lebih moderat dan didorong terutama oleh fundamental bisnis, bukan ekspansi valuasi. Sementara itu, peluang terbesar justru muncul di luar Amerika — terutama di Asia dan pasar negara berkembang — yang diprediksi menawarkan return dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pasar AS.













