kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Presiden Duterte tidak jadi batalkan perjanjian militer dengan AS, kenapa?


Selasa, 02 Juni 2020 / 23:55 WIB
Presiden Duterte tidak jadi batalkan perjanjian militer dengan AS, kenapa?


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MANILA. Presiden Filipina Rodrigo Duterte menangguhkan keputusannya untuk membatalkan perjanjian penempatan pasukan yang sudah berumur dua dekade dengan Amerika Serikat (AS) karena perkembangan politik dan lainnya di kawasan itu.

Pengakhiran Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA), yang merupakan pusat dari salah satu aliansi paling penting AS di Asia, akan mulai berlaku pada Agustus nanti dan merupakan langkah terbesar Duterte yang bisa menurunkan peringkat hubungan dengan Washington.

Melansir Reuters, Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin mengatakan, keputusan Filipina tidak lagi meninggalkan pakta tersebut mendapat respons positif dari AS.

Baca Juga: Banyak yang langgar lockdown, Duterte ancam terapkan darurat militer

Duterte, yang terkenal dengan kritik pedas terhadap kekuatan Barat, telah berselisih dengan Washington atas berbagai masalah dan secara terbuka kerap menyerang sekutu diplomatik terpenting negaranya juga penyedia utama perangkat keras serta pelatihan militer.

Hubungan mesra Duterte dengan Tiongkok menuai banyak kecaman, dengan AS menuduhnya berjudi dengan kedaulatan negara dalam mengejar investasi besar-besaran yang belum terwujud.

VFA memberikan kerangka hukum yang bisa pasukan AS gunakan untuk beroperasi secara rotasi di Filipina. Para ahli menyatakan, tanpa VFA, perjanjian pertahanan bilateral mereka yang lain tidak dapat diimplementasikan.

Duterte membatalkan VFA pada 11 Februari lalu sebagai respons terhadap keputusan AS mencabut visa Ronaldo Dela Rosa, mantan kepala polisi yang memimpin perang melawan narkoba dan kini menjadi senator Filipina.

Tapi, alasan resmi Duterte membatalkan VFA adalah untuk memungkinkan Filipina mendiversifikasi hubungan luar negerinya.

Baca Juga: Presiden Duterte: Kita berperang melawan musuh yang ganas dan tidak terlihat

Kedutaan Besar AS di Manila menyambut baik penangguhan tersebut. "Aliansi lama kami telah memberi manfaat bagi kedua negara, dan kami berharap untuk terus melanjutkan kerjasama keamanan dan pertahanan yang erat dengan Filipina," kata mereka seperti dilansir Reuters.

Dalam pemberitahuan resmi penangguhan pembatalan VFA itu, Kementerian Luar Negeri Filifina mengatakan, keputusan tersebut Presiden Duterte ambil "mengingat perkembangan politik dan lainnya di wilayah ini". Tapi, tidak memerinci secara detail.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×