kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.742.000   28.000   1,63%
  • USD/IDR 16.354   42,00   0,26%
  • IDX 6.516   -131,79   -1,98%
  • KOMPAS100 926   -15,28   -1,62%
  • LQ45 727   -11,27   -1,53%
  • ISSI 204   -5,48   -2,62%
  • IDX30 379   -5,12   -1,33%
  • IDXHIDIV20 454   -6,82   -1,48%
  • IDX80 105   -1,64   -1,53%
  • IDXV30 108   -1,53   -1,40%
  • IDXQ30 124   -1,87   -1,49%

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Lolos dari Upaya Pemakzulan


Sabtu, 07 Desember 2024 / 20:23 WIB
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Lolos dari Upaya Pemakzulan
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol . REUTERS/Kim Hong-Ji


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berhasil selamat dari upaya pemakzulan yang diajukan oleh parlemen yang didominasi partai oposisi pada Sabtu (7/12), setelah anggota partainya memboikot pemungutan suara. 

Pemakzulan tersebut diajukan akibat keputusan kontroversial Yoon sebelumnya dalam minggu ini, yang secara singkat memberlakukan hukum darurat militer untuk menghadapi apa yang disebutnya sebagai "kekuatan anti-negara."

Baca Juga: Buntut Kasus Darurat Militer, Presiden Korea Selatan Minta Maaf tapi Ogah Mundur

Namun, Yoon telah mencabut perintah itu sehari kemudian. 

Hanya 195 suara yang diberikan dalam sesi parlemen, kurang dari ambang batas 200 suara yang diperlukan untuk validasi hasil pemungutan suara. 

"Seluruh bangsa menyaksikan keputusan yang diambil di Majelis Nasional hari ini. Dunia juga mengawasi," ujar Ketua Majelis Nasional Woo Won-shik dengan nada kecewa.

"Sangat disayangkan bahkan tidak ada pemungutan suara yang sah." 

Baca Juga: Upaya Pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Mendapat Perlawanan

Partai Demokratik, oposisi utama, menyatakan akan mengajukan kembali mosi pemakzulan minggu depan jika langkah tersebut gagal pada Sabtu. 

Yoon memicu kemarahan publik pada Selasa malam ketika memberikan kekuasaan darurat yang luas kepada militer untuk menghadapi apa yang disebutnya sebagai ancaman "kekuatan anti-negara" dan mengatasi lawan-lawan politik yang dianggap menghalangi pemerintahannya.

Namun, langkah tersebut segera dibatalkan setelah menuai kritik tajam. 

Dalam pidato pada Sabtu pagi, Yoon meminta maaf kepada rakyat atas tindakan tersebut, tetapi tetap menolak seruan untuk mengundurkan diri menjelang pemungutan suara di parlemen. 

Baca Juga: Saham Korea Selatan Anjlok karena Meningkatnya Ketidakpastian Politik

Langkah kontroversial ini telah memicu debat panas di Korea Selatan mengenai keseimbangan kekuasaan, demokrasi, dan penggunaan militer dalam situasi domestik.

Upaya lanjutan dari oposisi untuk memakzulkan Yoon diperkirakan akan terus menjadi fokus utama politik nasional dalam beberapa minggu mendatang.   


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×