kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Program nuklir Teheran, Rusia: AS tidak punya hak untuk menghukum Iran


Selasa, 16 Juni 2020 / 23:45 WIB
Program nuklir Teheran, Rusia: AS tidak punya hak untuk menghukum Iran


Sumber: The Moscow Times | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Rusia berjanji untuk mendukung sekutunya Iran dan menolak upaya untuk mempromosikan agenda anti-Iran di tengah ketegangan atas program nuklir Teheran.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengeluarkan pernyataan tersebut usai menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di Moskow, Selasa (16/6).

"Kami akan melakukan segalanya sehingga tidak ada yang bisa menghancurkan perjanjian ini," kata Lavrov mengacu kesepakatan nuklir Iran 2015 seperti dikutip The Moscow Times. 

Baca Juga: Meski AS setop keringanan sanksi, program nuklir Iran jalan terus

Lavrov bahkan menuduh Amerika Serikat (AS) berusaha "memanipulasi" Dewan Keamanan PBB untuk menekan Iran. "Washington tidak punya hak untuk menghukum Iran dengan memanfaatkan Dewan Keamanan PBB," tegasnya.

Rencana AS untuk memperpanjang embargo senjata di Republik Islam itu bertentangan dengan hukum internasional. "Rusia akan dengan tegas menentang segala upaya untuk mempromosikan agenda anti-Iran," ujar dia.

Zarif menggambarkan perkembangan di sekitar kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia termasuk AS, yang secara resmi bernama Rencana Aksi Komprehensif Bersama, sebagai "sangat berbahaya".

Baca Juga: Peringatan AS ke Iran: Jaga jarak 100 meter dari kapal perang kami, kalau tidak...

AS juga menggunakan IAEA 

Menurutnya, Iran telah berkomitmen untuk mengekang kegiatan nuklirnya untuk keringanan sanksi dan manfaat lainnya.

Namun, Teheran perlahan-lahan meninggalkan komitmennya sejak keputusan Presiden AS Donald Trump dua tahun lalu yang membatalkan kesepakatan nuklir dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

Iran memperkaya uranium yang sekarang hampir delapan kali lipat dari batas yang perjanjian 2015 tetapkan, mengacu penilaian Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB.

Baca Juga: AS ancam kembalikan semua sanksi bila PBB tidak perpanjang embargo senjata ke Iran

Hanya, tingkat pengayaannya masih jauh di bawah yang dibutuhkan untuk senjata nuklir. Meski begitu, Kepala IAEA pada Senin (15/6) meminta Iran untuk memungkinkan akses cepat ke dua lokasi di mana aktivitas nuklir masa lalu mungkin telah terjadi.

Zarif menyiratkan AS juga menggunakan IAEA untuk memajukan kepentingannya sendiri. "Iran tidak akan membiarkan IAEA menjadi instrumen penyalahgunaan bagi negara-negara yang ingin membatalkan perjanjian Iran dan menghancurkan semua kewajiban internasional," katanya.

Dia menambahkan, Iran telah sepenuhnya bekerjasama dengan IAEA.

Baca Juga: Memanas, Iran ancam lakukan tindakan menghancurkan jika AS...




TERBARU

[X]
×