Sumber: The Moscow Times | Editor: S.S. Kurniawan
Menurutnya, Iran telah berkomitmen untuk mengekang kegiatan nuklirnya untuk keringanan sanksi dan manfaat lainnya.
Namun, Teheran perlahan-lahan meninggalkan komitmennya sejak keputusan Presiden AS Donald Trump dua tahun lalu yang membatalkan kesepakatan nuklir dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Iran memperkaya uranium yang sekarang hampir delapan kali lipat dari batas yang perjanjian 2015 tetapkan, mengacu penilaian Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB.
Baca Juga: AS ancam kembalikan semua sanksi bila PBB tidak perpanjang embargo senjata ke Iran
Hanya, tingkat pengayaannya masih jauh di bawah yang dibutuhkan untuk senjata nuklir. Meski begitu, Kepala IAEA pada Senin (15/6) meminta Iran untuk memungkinkan akses cepat ke dua lokasi di mana aktivitas nuklir masa lalu mungkin telah terjadi.
Zarif menyiratkan AS juga menggunakan IAEA untuk memajukan kepentingannya sendiri. "Iran tidak akan membiarkan IAEA menjadi instrumen penyalahgunaan bagi negara-negara yang ingin membatalkan perjanjian Iran dan menghancurkan semua kewajiban internasional," katanya.
Dia menambahkan, Iran telah sepenuhnya bekerjasama dengan IAEA.
Baca Juga: Memanas, Iran ancam lakukan tindakan menghancurkan jika AS...