Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat pada Selasa (30/9) mendorong proposal gencatan senjata untuk Gaza yang berisi 20 poin utama, dengan keberhasilan rencana tersebut kini bergantung pada tanggapan Hamas.
Presiden Donald Trump menyebut kesepakatan itu sudah berada pada tahap “sangat dekat” untuk mengakhiri konflik dua tahun di Jalur Gaza.
Mediator Qatar dan Mesir membagikan dokumen tersebut kepada Hamas pada Senin malam, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdiri bersama Trump di Gedung Putih dan menyatakan dukungan penuh.
Netanyahu menilai rencana itu sejalan dengan tujuan perang Israel, meski sebelumnya ia sempat menyampaikan keberatan terhadap beberapa elemen.
Baca Juga: Proposal Gencatan Senjata 20 Poin Trump di Gaza: Lima Isu Krusial Masih Menggantung
Rencana tersebut menyerukan gencatan senjata segera, pertukaran sandera Hamas dengan tahanan Palestina di Israel, penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza, perlucutan senjata Hamas, serta pembentukan pemerintahan transisi yang dipimpin badan internasional.
Respons Awal Hamas
Hamas tidak terlibat dalam perundingan awal yang menghasilkan rencana ini. Sebelumnya, kelompok itu berulang kali menolak tuntutan perlucutan senjata.
Seorang sumber dekat Hamas mengatakan, para negosiator bersedia mengkaji dokumen tersebut dengan itikad baik dan akan menyampaikan jawaban resmi.
Namun, pejabat Palestina yang enggan disebut namanya menyebut rencana itu “sepenuhnya memihak Israel” dan memuat “syarat mustahil” yang bertujuan menghilangkan Hamas.
“Trump mengadopsi seluruh syarat Israel tanpa memberi hak sah bagi rakyat Palestina maupun warga Gaza,” ujar sumber tersebut kepada Reuters.
Hamas kini dihadapkan pada dilema: menolak mentah-mentah dapat menempatkan mereka berseberangan dengan sejumlah negara Arab dan Muslim yang menyambut positif inisiatif ini.
Dukungan Arab dan Muslim
Menteri luar negeri dari Qatar, Yordania, Uni Emirat Arab, Indonesia, Turki, Arab Saudi, dan Mesir mengeluarkan pernyataan bersama yang menyambut proposal Trump. Mereka menekankan “upaya tulus” presiden AS untuk mengakhiri perang di Gaza.
Baca Juga: Rencana Trump Soal Gaza Disambut Hangat Mesir, Turki, Saudi, hingga Indonesia
Meski demikian, di kalangan warga Gaza masih ada keraguan. “Kami ingin perang berhenti, tetapi kami ingin tentara pendudukan yang telah membunuh puluhan ribu dari kami pergi dan meninggalkan kami,” kata Salah Abu Amr (60), warga Gaza City.
Situasi di Lapangan: Israel Makin Dalam di Gaza City
Sementara itu, situasi di Gaza terus memburuk. Pasukan Israel dilaporkan bergerak lebih jauh ke jantung Gaza City, yang disebut Netanyahu sebagai benteng terakhir Hamas.
Serangan udara dan darat Israel menghantam kawasan pemukiman, memaksa lebih banyak keluarga mengungsi. Tim medis melaporkan sedikitnya dua orang tewas setelah sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak diledakkan di kamp Beach, Gaza City bagian barat.
Di wilayah selatan, sembilan orang, termasuk seorang ibu dan lima anaknya, dilaporkan tewas akibat serangan di Deir Al-Balah dan Khan Younis.