kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.044.000   9.000   0,44%
  • USD/IDR 16.466   30,00   0,18%
  • IDX 7.865   -20,73   -0,26%
  • KOMPAS100 1.102   -2,52   -0,23%
  • LQ45 798   -0,87   -0,11%
  • ISSI 270   -0,38   -0,14%
  • IDX30 413   -0,77   -0,19%
  • IDXHIDIV20 481   -0,39   -0,08%
  • IDX80 121   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 132   -0,66   -0,50%
  • IDXQ30 134   -0,13   -0,10%

Putin Bersedia Bertemu Zelenskyy Jika Pemimpin Ukraina Itu Datang ke Moskow


Kamis, 04 September 2025 / 08:06 WIB
Putin Bersedia Bertemu Zelenskyy Jika Pemimpin Ukraina Itu Datang ke Moskow
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (3/9/2025) menyatakan kesediaannya untuk mengatur pertemuan tatap muka dengan mitranya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tetapi hanya jika pertemuan puncak diadakan di Moskow. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS


Sumber: Euronews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (3/9/2025) menyatakan kesediaannya untuk mengatur pertemuan tatap muka dengan mitranya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tetapi hanya jika pertemuan puncak diadakan di Moskow.

Euronews memberitakan, Pemimpin Rusia, yang berbicara pada konferensi pers setelah parade Hari Kemenangan di Beijing pada hari Rabu, mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump meminta keduanya untuk duduk dan membahas upaya mengakhiri perang Rusia di Ukraina.

"Saya bilang ya, itu mungkin, biarkan dia datang ke Moskow," kata Putin.

Putin menambahkan, "Saya tidak pernah mengesampingkan kemungkinan bertemu dengannya. Tapi apakah masuk akal untuk bertemu dengannya?" 

Namun Putin kembali mempertanyakan legitimasi kepresidenan Zelenskyy.

"Kita bisa melakukan itu, saya tidak pernah menolaknya jika itu mengarah pada hasil yang positif," imbuhnya.

Kremlin telah berulang kali mengangkat isu berakhirnya masa jabatan presiden Zelenskyy, meskipun Ukraina secara hukum tidak dapat menyelenggarakan pemilu saat berperang dan sebagian wilayahnya diduduki.

Baca Juga: Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan China dan Rusia

Menanggapi hal ini, menteri luar negeri Ukraina menolak gagasan untuk mengadakan pembicaraan tatap muka dengan Putin, jika memang akan diadakan di ibu kota Rusia.

Dalam sebuah unggahan di X pada Rabu malam, Andrii Sybiha menyebutkan tujuh negara yang telah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah perundingan damai, yang disebutnya sebagai "proposal serius".

"Namun, Putin terus mempermainkan semua orang dengan mengajukan proposal yang jelas-jelas tidak dapat diterima. Hanya tekanan yang lebih besar yang dapat memaksa Rusia untuk akhirnya serius dalam proses perdamaian," ujarnya.

Pernyataan terbaru Putin ini muncul setelah serangkaian pertemuan yang diselenggarakan oleh Trump pada bulan Agustus, termasuk pertemuan puncak dengan Putin di Alaska, yang segera diikuti oleh pertemuan lain dengan Zelenskyy dan para pemimpin Eropa serta NATO di Washington.

Pertemuan di Alaska tidak langsung membuahkan hasil. Trump menyatakan pada saat itu bahwa mereka tidak sampai di sana, tetapi memiliki peluang bagus untuk sampai di sana.

Namun, presiden AS sejak saat itu telah mendorong kemajuan dalam mengakhiri perang Rusia, berjanji bahwa Ukraina akan menerima jaminan keamanan yang substansial sebagai bagian dari setiap kesepakatan damai di masa depan, karena Eropa tetap menjadi "garis pertahanan pertama."

Baca Juga: Rusia Bakal Bantu China Salip Amerika Serikat dalam Hal Tenaga Nuklir




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×