kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Putin: Rusia Hampir Selesai Ciptakan Vaksin Kanker


Kamis, 15 Februari 2024 / 04:31 WIB
Putin: Rusia Hampir Selesai Ciptakan Vaksin Kanker
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa para ilmuwan Rusia hampir selesai menciptakan vaksin kanker. Sputnik/Gavriil Grigorov/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Rabu (14/2/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa para ilmuwan Rusia hampir selesai menciptakan vaksin kanker. Dengan demikian, vaksin ini akan segera tersedia bagi pasien.

Melansir Reuters, Putin mengatakan dalam pernyataannya di televisi bahwa Rusia sudah hampir mencapai penciptaan vaksin kanker dan obat imunomodulator generasi baru.

“Saya berharap teknologi ini akan segera digunakan secara efektif sebagai metode terapi individu,” tambahnya, berbicara di forum Moskow tentang teknologi masa depan.

Putin tidak merinci jenis kanker apa yang akan ditargetkan oleh vaksin yang diusulkan tersebut, atau bagaimana caranya.

Seperti yang diketahui, sejumlah negara dan perusahaan sedang mengerjakan vaksin kanker. 

Tahun lalu pemerintah Inggris menandatangani perjanjian dengan BioNTech yang berbasis di Jerman untuk meluncurkan uji klinis yang menyediakan pengobatan kanker yang dipersonalisasi, yang bertujuan untuk menjangkau 10.000 pasien pada tahun 2030.

Baca Juga: Rusia ke Negara Barat: Kami Akan Bersikap Keras Jika Anda Mencuri Aset Kami

Perusahaan farmasi Moderna dan Merck & Co sedang mengembangkan vaksin kanker eksperimental yang menurut studi tahap pertengahan mampu mengurangi kemungkinan kekambuhan atau kematian akibat melanoma – kanker kulit paling mematikan – hingga setengahnya setelah tiga tahun pengobatan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini terdapat enam vaksin berlisensi untuk melawan human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan banyak jenis kanker, termasuk kanker serviks, serta vaksin melawan hepatitis B (HBV), yang dapat menyebabkan kanker hati.

Selama pandemi virus corona, Rusia mengembangkan vaksin Sputnik V sendiri untuk melawan COVID-19 dan menjualnya ke sejumlah negara, meskipun di dalam negeri Rusia menghadapi keengganan masyarakat yang luas untuk mendapatkan vaksinasi.

Baca Juga: Putin dan Xi Kompak Tolak Aksi Campur Tangan AS ke Negara Lain

Putin sendiri mengatakan dia telah menggunakan Sputnik, dalam upaya untuk meyakinkan masyarakat akan kemanjuran dan keamanannya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×