Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk melakukan negosiasi langsung dengan Ukraina tanpa prasyarat. Hal tersebut diungkapkan Kremlin pada Sabtu (26/4/2025).
"Selama pembicaraan kemarin dengan utusan (Presiden AS Donald) Trump, Witkoff, Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa pihak Rusia siap untuk melanjutkan proses negosiasi dengan Ukraina tanpa prasyarat," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, kantor berita Rusia Interfax melaporkan.
Mengutip DPA International, tak lama kemudian, Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tentang upaya menuju perdamaian dalam perang Ukraina, di sela-sela upacara pemakaman Paus Fransiskus pada hari Sabtu.
"Ukraina siap untuk gencatan senjata tanpa syarat," kata Macron dalam sebuah posting di X.
Macron menambahkan, sekarang Presiden Rusia Vladimir Putin harus membuktikan apakah dia benar-benar siap untuk berdamai.
Putin telah berulang kali menekankan kesediaannya untuk mengadakan pembicaraan dengan Kiev meskipun dia mengatakan Zelensky pertama-tama harus menarik dekritnya yang melarang pembicaraan semacam itu.
Dengan kondisi tanpa prasyarat, hal tersebut dapat menyebabkan kembalinya situasi pada awal perang, ketika Ukraina dan Rusia bernegosiasi secara langsung dalam upaya untuk mengakhiri perang.
Baca Juga: Pejabat AS Dorong Kesepakatan Damai Rusia- Ukraina Pasca Pertemuan di Vatikan
Pertukaran itu terjadi setelah Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia setelah pertemuannya dengan Zelensky pada hari Sabtu di Roma.
"Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa, selama beberapa hari terakhir," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
"Itu membuat saya berpikir bahwa mungkin dia tidak ingin menghentikan perang, dia hanya memanfaatkan saya, dan harus ditangani dengan cara yang berbeda, melalui 'Perbankan' atau 'Sanksi Sekunder?' Terlalu banyak orang yang sekarat!!!" lanjutnya.
Pernyataannya muncul saat Washington menekan Ukraina untuk menerima perjanjian guna mengakhiri perang yang akan melibatkan konsesi besar, secara finansial dan teritorial, dan saat Moskow terus membombardir tetangganya meskipun ada seruan untuk perdamaian.
Trump berbicara dengan Zelenksy di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan dan pemimpin Ukraina itu kemudian menyebutnya sebagai "pertemuan yang baik."
"Kami banyak berdiskusi satu lawan satu," tulis Zelensky di X, sambil berharap negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina akan membuahkan hasil.
Zelensky mengatakan tujuannya adalah untuk mencapai perdamaian yang dapat diandalkan dan abadi yang akan mencegah pecahnya perang lain.
Baca Juga: Misi Ambisius! China dan Rusia Berencana Bangun Pusat Energi Nuklir di Bulan