Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - VLADIVOSTOK. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut sanksi yang Barat jatuhkan atas negaranya setelah invasi ke Ukraina sebagai ancaman bagi seluruh dunia, tapi untuk mengisolasi Moskow sia-sia di tengah poros menuju Asia.
Putin membuat komentar itu saat pidato di Forum Ekonomi Timur di Kota Vladivostok, Rusia, pada Rabu (7/9), sesaat sebelum pengumuman pemimpin Rusia itu akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping minggu depan di Uzbekistan.
Mengecam apa yang dia gambarkan sebagai "demam sanksi" di Barat, Putin bilang, langkah-langkah itu sebagai "upaya agresif yang tidak terselubung untuk memaksakan pola perilaku di negara lain, merampas kedaulatan mereka, dan menundukkan mereka pada kehendak mereka".
Baca Juga: Putin: China Bayar Gas dengan Rubel dan Yuan, Komposisi 50:50
Pernyataan itu muncul setelah Kremlin pada Senin (5/9) mengatakan, aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman tidak akan Rusia lanjutkan secara penuh sampai negara-negara Barat mencabut sanksi terhadap Rusia.
Hanya, Putin membantah bahwa Moskow telah "mempersenjatai" pasar energi, seperti yang banyak pemimpin Eropa klaim.
Putin juga berusaha untuk menghilangkan anggapan bahwa sanksi oleh negara-negara Barat dan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, telah berdampak besar pada ekonomi Rusia.
Dia mengatakan, produk domestik bruto (PDB) Rusia di 2022 memang akan turun sekitar 2%.
Baca Juga: Junta Myanmar: Putin Pemimpin Dunia karena Kendalikan dan Atur Stabilitas Dunia
Tapi, Putin mengungkapkan, surplus anggaran Rusia tahun ini akan mencapai 1,5 triliun rubel (US$ 24,5 miliar).
"Tidak peduli seberapa besar seseorang ingin mengisolasi Rusia, tidak mungkin melakukan ini," tegas Putin, seperti dikutip Al Jazeera.
Sebab, "Peran negara-negara di kawasan Asia-Pasifik telah meningkat secara signifikan," ungkapnya.
Dia menambahkan, kemitraan Rusia di kawasan tersebut akan menciptakan peluang baru yang sangat besar bagi rakyat negeri beruang merah.