Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan vaksin yang dikembangkan secara lokal untuk Covid-19 telah diberikan persetujuan oleh regulator setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.
BBC memberitakan, Putin mengatakan vaksin tersebut telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan, seraya menambahkan bahwa putrinya juga telah disuntik vaksin tersebut.
Para pejabat mengatakan, mereka berencana untuk memulai vaksinasi massal pada Oktober.
Baca Juga: Uji klinis vaksin corona Rusia: Dari Putri Vladimir Putin hingga Presiden Filipina
Kendati demikian, para ahli telah menyuarakan keprihatinan tentang kecepatan kerja Rusia. Ini menunjukkan bahwa para peneliti mungkin mengambil jalan pintas.
Di tengah kekhawatiran bahwa keselamatan bisa terganggu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Rusia pekan lalu untuk mengikuti pedoman internasional untuk memproduksi vaksin melawan Covid-19.
Pada hari Selasa, WHO mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang Rusia tentang melakukan peninjauan terhadap vaksin, yang diberi nama Sputnik-V.
Baca Juga: Sputnik V, nama vaksin virus corona pertama yang terdaftar di dunia
Saat ini, vaksin Rusia tidak termasuk dalam daftar enam vaksin WHO yang telah mencapai uji klinis fase tiga, yang melibatkan pengujian yang lebih luas pada manusia.
Lebih dari 100 vaksin di seluruh dunia sedang dalam pengembangan awal, dengan beberapa di antaranya sedang diuji pada orang-orang dalam uji klinis.
Meskipun ada kemajuan pesat, sebagian besar ahli berpendapat bahwa vaksin apa pun tidak akan tersedia secara luas hingga pertengahan 2021.
Kata Putin soal Sputnik-V
Menyebutnya sebagai yang pertama di dunia, Presiden Putin mengatakan, vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow, menawarkan "kekebalan berkelanjutan" terhadap virus corona.
Dia mengatakan dia tahu vaksin itu "cukup efektif", tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dan menekankan bahwa vaksin itu telah lulus "semua pemeriksaan yang diperlukan".
Putin juga mengatakan vaksin telah diberikan kepada salah satu putrinya, yang merasa baik-baik saja meskipun suhu tubuhnya sempat meningkat dalam periode singkat.
"Saya pikir dalam pengertian ini dia mengambil bagian dalam percobaan," kata Putin seperti yang dikutip BBC, tanpa menyebutkan siapa di antara dua putrinya yang telah menerima vaksin.
Baca Juga: Kasus corona tembus 20 juta, berikut 10 negara dengan infeksi tertinggi di dunia
"Setelah injeksi pertama suhunya 38 derajat, hari berikutnya 37,5, dan hanya itu. Setelah injeksi kedua suhunya naik sedikit, lalu normal kembali."
Sangat jarang Presiden Putin berbicara di depan umum tentang putrinya - bernama Maria Vorontsova dan Katerina Tikhonova dalam laporan media - dan hidup mereka diselimuti kerahasiaan.
Tidak melalui uji coba fase tiga
Ilmuwan Rusia mengatakan uji coba tahap awal vaksin telah selesai dan hasilnya sukses.
Vaksin Rusia menggunakan jenis adenovirus yang telah disesuaikan, virus yang biasanya menyebabkan flu biasa, untuk memicu respons kekebalan.
Namun persetujuan vaksin oleh regulator Rusia datang sebelum selesainya studi yang lebih besar yang melibatkan ribuan orang, yang dikenal sebagai uji coba fase tiga.
Para ahli menganggap uji coba ini sebagai bagian penting dari proses pengujian.
Baca Juga: Putin: Rusia jadi negara pertama yang memberi persetujuan vaksin corona
Meskipun demikian, Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan pada hari Selasa bahwa vaksin itu "terbukti sangat efektif dan aman", menyebutnya sebagai langkah besar menuju "kemenangan umat manusia" atas Covid-19.
Pejabat Rusia mengatakan vaksin itu diberi nama Sputnik-V, untuk menghormati satelit pertama di dunia. Sputnik adalah kata dalam bahasa Rusia untuk satelit.
Baca Juga: Besok ajukan pendaftaran, vaksin corona buatan Rusia yang pertama terdaftar di dunia
Mereka menyamakan pencarian vaksin dengan perlombaan luar angkasa yang diperebutkan oleh Uni Soviet dan AS selama Perang Dingin.
Rusia sebelumnya telah dituduh oleh Inggris, AS, dan Kanada berusaha mencuri penelitian terkait Covid-19.