CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Putri Thaksin Shinawatra Ramaikan Bursa Calon Perdana Menteri Thailand


Kamis, 15 Agustus 2024 / 20:34 WIB
Putri Thaksin Shinawatra Ramaikan Bursa Calon Perdana Menteri Thailand
ILUSTRASI. Paetongtarn Shinawatra, putri dari tokoh politik paling berpengaruh dan kontroversial di Thailand, Thaksin Shinawatra.. REUTERS/Athit Perawongmetha


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Paetongtarn Shinawatra, putri dari tokoh politik paling berpengaruh dan kontroversial di Thailand, Thaksin Shinawatra, kini siap melanjutkan tongkat estafet kekuasan ayahnya.

Pada usia 37 tahun, Paetongtarn yang baru pertama kali terjun ke kancah politik telah mencatat prestasi signifikan dengan mengantarkan partai Pheu Thai sebagai kekuatan utama di panggung politik Thailand.

Meski hanya menempati posisi kedua dalam pemilu 2023, Pheu Thai berhasil membentuk koalisi pemerintahan setelah pemenang suara terbanyak terhalang oleh campur tangan militer.

Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Thailand Pecat Perdana Menteri Srettha Thavisin

Awal Karier Politik Paetongtarn

Paetongtarn pertama kali muncul di kancah politik Thailand saat berkampanye di daerah pedesaan. Meskipun sedang hamil besar, ia berhasil menarik perhatian publik dengan mengingatkan para pemilih tentang warisan populisme keluarganya yang telah membawa banyak perubahan bagi masyarakat pedesaan.

Warisan ini mencakup program-program yang telah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu, seperti subsidi pertanian dan pengembangan layanan kesehatan.

Meski Pheu Thai hanya berhasil menduduki posisi kedua dalam pemilu 2023, mereka berhasil menyusun koalisi yang cukup kuat untuk menguasai pemerintahan, meski dalam prosesnya menghadapi perlawanan dari kalangan militer yang mendukung partai lain.

Tantangan di Depan Mata

Kini, Paetongtarn akan mencoba untuk menduduki kursi yang pernah ditempati oleh ayah dan bibinya, Yingluck Shinawatra. Yingluck adalah satu-satunya wanita yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Thailand, dan jika Paetongtarn berhasil, ia akan menjadi wanita kedua serta perdana menteri termuda dalam sejarah negara tersebut.

Namun, sejarah menunjukkan bahwa keluarga Shinawatra selalu menghadapi perlawanan kuat dari militer. Pemerintahan Thaksin digulingkan oleh kudeta militer pada 2006, dan hal yang sama terjadi pada Yingluck pada 2014. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Paetongtarn, terutama mengingat pengalaman politiknya yang masih terbatas.

Paetongtarn dan Warisan Keluarga

Sejak kecil, Paetongtarn telah terbiasa dengan dinamika politik yang bergejolak di Thailand. Thaksin, ayahnya, berhasil mencapai puncak kekuasaan pada 2001 dengan kebijakan populis yang dikenal dengan "Thaksinomics."

Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui berbagai program, seperti peningkatan layanan kesehatan dan bantuan untuk petani.

Namun, kesuksesan Thaksin di bidang ekonomi tidak dibarengi dengan stabilitas politik. Pada 2006, Thaksin digulingkan oleh militer, yang membuat Paetongtarn harus menghadapi masa-masa sulit di masa remajanya.

Meski demikian, Paetongtarn tetap melanjutkan pendidikannya di universitas dan kini, dua dekade kemudian, ia menjadi wajah baru Pheu Thai, partai yang didirikan oleh keluarganya.

Baca Juga: Anggaran Belanja Thailand Bakal Dilanjutkan Meski Perdana Menteri Dicopot

Masa Depan Politik Thailand di Bawah Paetongtarn

Paetongtarn dihadapkan pada tugas berat untuk membuktikan kemampuannya di tengah situasi politik yang terus berubah. Meski ia belum pernah menduduki posisi pemerintahan, pengalaman dan nasihat dari ayahnya akan menjadi faktor penting dalam kepemimpinannya.

Dalam wawancaranya dengan Reuters tahun lalu, Paetongtarn mengungkapkan bahwa ia selalu berkonsultasi dengan ayahnya mengenai berbagai masalah, baik pribadi maupun pekerjaan, sejak kecil.

Langkah Paetongtarn untuk menjadi pemimpin Thailand akan sangat diawasi, tidak hanya oleh rakyat, tetapi juga oleh para pengamat politik. Thitinan Pongsudhirak, seorang ilmuwan politik dari Universitas Chulalongkorn, menyatakan bahwa Paetongtarn akan berada di bawah tekanan besar dan harus menghadapi pengawasan ketat.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×