kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Raja terkaya di dunia, Maha Vajiralongkorn, inilah sumber kekayaannya


Rabu, 14 Oktober 2020 / 10:35 WIB
Raja terkaya di dunia, Maha Vajiralongkorn, inilah sumber kekayaannya
ILUSTRASI. Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.


Sumber: LA Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Putra mahkota dari pernikahan ketiga Thailand, Maha Vajiralongkorn, kerap membuat sensasi. Sejak pandemi Covid-19 merebak, dia diketahui kerap tinggal di sebuah hotel mewah di Pegunungan Alpen Bavaria, Jerman. 

Melansir DW.com, Vajiralongkorn menikmati izin khusus untuk tinggal di Hotel Sonnenbichl di Garmisch-Partenkirchen. Menurut otoritas setempat, hotel ini tidak terbuka untuk umum. Raja dan rombongannya memiliki izin khusus karena mereka adalah "kelompok orang homogen tunggal tanpa fluktuasi."

Raja dikenal karena perilaku eksentriknya. Ia secara resmi menggantikan ayahnya naik tahta pada Oktober 2016 namun baru dinobatkan melalui proses upacara megah selama tiga hari pada Mei 2019. Berbeda dengan sang ayah yang dihormati oleh rakyat Thailand, Vajiralongkorn tercatat sering terlibat skandal.

"Perilaku raja selama krisis virus corona telah menjadi bencana bagi reputasi monarki Thailand," kata wartawan dan aktivis Andrew MacGregor Marshall, menambahkan bahwa raja adalah "raja yang bermasalah, sadis, dan otoriter, yang seharusnya tidak memiliki tempat di abad ke-21."

Baca Juga: Raja Thailand menyetujui menteri keuangan baru untuk mengatasi krisis ekonomi

Sumber kekayaan

Melansir LA Times, beruntung bagi sang pangeran, ia memiliki akses ke salah satu sumber kekayaan kerajaan terbesar di dunia, sebuah perusahaan induk rahasia yang sarat dengan saham di perusahaan blue-chip Thailand dan tanah utama di jantung kota Bangkok. 

Pada 2016, saat pangeran naik takhta, salah satu tindakan besar pertama Raja Maha Vajiralongkorn adalah mengalihkan semua kepemilikan di perusahaan besar itu, yang dikenal sebagai Biro Properti Mahkota, ke kepemilikan pribadinya. Langkah ini memberinya kendali atas lebih banyak kekayaan daripada kekayaan raja Saudi, sultan Brunei dan gabungan keluarga kerajaan Inggris.

Baca Juga: Belum hapus konten berbahaya, Thailand laporkan Facebook dan Twitter ke polisi

Aset yang secara konservatif bernilai US$ 70 miliar tersebut, sekarang menjadi fokus gerakan pro-demokrasi yang menuntut transparansi yang lebih besar ke dalam keuangan monarki dan batasan pada kekuatannya yang luas.

Pada bulan Agustus, mahasiswa di Universitas Thammasat menuntut raja mengembalikan aset ke kendali Biro Properti Mahkota dan menempatkannya di bawah pengawasan pemerintah. Aksi tersebut sangat mengejutkan karena undang-undang penghinaan kerajaan yang ketat di Thailand secara tradisional membungkam kritik terhadap monarki.

Baca Juga: Tagar Republik Thailand jadi trending topic di Twitter

LA Times memberitakan, beberapa pengunjuk rasa juga menyerukan boikot terhadap Siam Commercial Bank, di mana raja memegang hampir 24% saham. Kekhawatiran pelarian dana deposito mendorong direktur bank sentral Thailand untuk meyakinkan investor bahwa terdapat cukup likuiditas di lembaga keuangan negara.

“Ketika para pengunjuk rasa berbicara tentang monarki sebagai sebuah institusi, CPB adalah intinya,” kata Pongkwan Sawasdipakdi, dosen di Thammasat dan kandidat doktor dalam hubungan internasional di USC. "Salah satu hal utama yang dipikirkan warga Thailand adalah bagaimana monarki dapat mengumpulkan kekayaan yang sangat tinggi dan kita tidak benar-benar tahu apa-apa tentangnya."

Baca Juga: Melanggar tabu, rakyat Thailand semakin berani menantang Raja, apa pemicunya?

CBP alias Biro Properti Mahkota didirikan sejak 1936 beroperasi di dunia bawah yang legal. Biro ini tidak termasuk ke dalam lembaga pemerintah maupun swasta, atau bagian dari istana.

Dewan direksinya dipilih sendiri oleh raja, dan biro ini tidak merilis laporan keuangan. Itu sebabnya, sebagian besar kepemilikannya masih tetap menjadi misteri. 

Banyak yang memprediksi, Raja Thailand merupakan raja terkaya di dunia. Apalagi dia disebut-sebut memiliki vila di tepi danau di luar Munich, Jerman dan menyewakan hotel di Pegunungan Alpen Bavaria. 

Menurut laporan yang diterima LA Times, Biro Properti Mahkota memiliki investasi terbesar di Siam Commercial Bank dan Siam Cement Group, industri konglomerat yang memegang 34% saham senilai US$ 8 miliar pada tahun lalu. 

Baca Juga: Nasib kerajaan Thailand di ujung tanduk, ini penyebabnya

Pertanyaan sumber kekayaan Raja

Pertanyaan mengenai sumber kekayaan Raja Thailand yang tinggal di Jerman dan gaya hidupnya yang mewah muncul ketika ekonomi Thailand terhuyung-huyung dari pandemi Covid-19. Padahal, kondisi itu berbanding terbalik dengan cerita kehidupan ayahnya yang hemat.

Mengutip LA Times, politisi oposisi yang dipimpin oleh anggota parlemen Thanathorn Juangroongruangkit juga menentang penambahan dana senilai US$ 1 miliar dari dana publik yang dialokasikan untuk monarki dalam anggaran tahun 2020 - termasuk keamanan, perjalanan, upacara dan "kegiatan khusus" - sementara ekonomi Thailand diproyeksikan menyusut sebesar 8%.

Baca Juga: Setelah dicopot, Raja Thailand angkat lagi Sineenat sebagai Selir Kerajaan

Puluhan ribu demonstran damai telah berkumpul dalam aksi unjuk rasa sejak awal musim panas, kebangkitan politik yang luar biasa di negara yang menghapuskan monarki absolut demi sistem parlementer pada tahun 1932. Sayangnya, sistem pemerintahan terus menjauh dari pemerintahan demokratis. Tentara, dengan dukungan kerajaan, telah menggulingkan pemerintahan sipil dan sekarang mengontrol parlemen dan hampir semua lembaga negara.

Selanjutnya: Melanggar tabu, rakyat Thailand semakin berani menantang Raja, apa pemicunya?




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×