kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.080   96,25   1,38%
  • KOMPAS100 1.059   19,08   1,83%
  • LQ45 833   16,07   1,97%
  • ISSI 214   1,68   0,79%
  • IDX30 425   9,10   2,19%
  • IDXHIDIV20 511   9,34   1,86%
  • IDX80 121   2,21   1,86%
  • IDXV30 125   1,01   0,82%
  • IDXQ30 142   2,63   1,89%

Raksasa e-commerce masuk ritel tradisional


Kamis, 25 Januari 2018 / 11:40 WIB
Raksasa e-commerce masuk ritel tradisional


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - PARIS. Perusahaan e-commerce mulai menjajal peruntungan di bisnis ritel konvensional. Salah satunya adalah Tencent Holdings Ltd. Perusahaan ini akan menanamkan investasi di unit Carrefour SA di China. 

Sebelumnya, Alibaba telah membeli saham operator hypermarket Sun Art Retail Group, Wal-Mart China, dan Auchan Retail SA. Amazon juga lebih dulu masuk ke bisnis ritel konvensional dengan membuka toko offline. 

Tampaknya, tren perusahaan e-commerce berbisnis di toko tradisional kian mewabah karena mereka berharap lewat jaringan itu bisa meningkatkan penjualan. Kesepakatan Tencent misalnya, merupakan bagian strategi menghubungkan layanan ritel konvensional dengan layanan berbasis internet.

Kerjasama Tencent dan Carrefour tak hanya menguntungkan bagi Tencent tapi juga Carrefour yang berjuang di pasar China. "Rasio penetrasi e-commerce di China cukup tinggi, namun pasar ritel offline jauh lebih besar. Mereka ingin menangkapnya," kata Naoshi Nema, Analis Cantor Fitzgerald LP di Hong Kong. Karena itu, cukup beralasan perusahaan ritel online ini ingin gabungkan perdagangan tradisional dan teknologi. 

Analis pun menilai, perusahaan ritel online juga ingin meningkatkan jumlah pesanan, mengumpulkan data pembelian, dan membuat etalase toko offline berfungsi ganda sebagai pusat pengiriman terakhir. Alibaba misalnya, telah menanam US$ 4 triliun di sektor ritel tradisional dengan mengambil alih saham di Intime Retail Group Co, Lianhua, dan Sanjiang. Alibaba juga membangun rantai toko makanan segar disebut dengan HeMA, yang menggabungkan toko dan restoran menjadi satu.  

Sistem pembayaran

Tak hanya berharap memperluas pasar ritel online, Tencent menanamkan modal pada unit Carrefour SA di China agar bisa memperluas pembayaran seluler WeChat di wilayah China. Manfaat Tencent dalam jangka panjang juga memperlancar sistem pembayaran mobile ke ritel China. 

Saat ini, WeChat Pay telah digunakan 93 industri yang berbeda, seperti ritel, restoran, dan transportasi. "Dari jumlah tersebut, ritel adalah industri yang terpenting," ujar General Manager WeChat Pay Geng Zhijun seperti dikutip Bloomberg.

Geng menambahkan, WeChat Pay memiliki teknologi paling matang guna memudahkan pembayaran ritel. "Waktu juga sangat penting. Kami melihat 2018 sebagai tahun awal bagi Tencent untuk memasuki sektor ini," kata dia.

Meski prospek bisnis ritel tradisional menarik, kerjasama Tencent dengan Yonghui dinilai akan menghadapi banyak tantangan. Sebab, bisnis Carrefour di China menyusut karena konsumen tertarik berbelanja secara online. Saat ini, Carrefour China mengoperasikan 200 hypermarket. 

Menurut data Euromonitor, Alibaba melalui SunArt Auchan dan RT Mart telah menguasai 15% pasar hypermarket sedangkan Wal-Mart Stores Inc 10%.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×