kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Regulator China bantah regulasi ketat untuk lumpuhkan perusahaan teknologi


Minggu, 19 September 2021 / 10:57 WIB
Regulator China bantah regulasi ketat untuk lumpuhkan perusahaan teknologi
ILUSTRASI. Tencent, salah satu perusahaan yang terdampak regulasi ketat China


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dalam pertemuan dengan para eksekutif Wall Street, regulator China membantah tindakan keras yang dilakukannya terhadap perusahaan teknologi atau sektor swasta ditujukan untuk melumpuhkan mereka.

Seperti diketahui, beberapa tindakan keras yang dilakukan pemerintah China belakangan telah mengguncang pasar.

Mengutip Bloomberg, Wakil Ketua Komisi Pengaturan Sekuritas China Fang Xinghai mengatakan, tindakan tersebut ini bertujuan untuk memperkuat peraturan bagi perusahaan dengan platform yang berhadapan langsung dengan konsumen, dan meningkatkan privasi data serta keamanan nasional.

Dalam kesempatan itu, Fang juga membela langkah-langkah seperti yang ditujukan pada industri pendidikan dan games, yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan sosial.

“Pengawasan yang meningkat terhadap perusahaan-perusahaan China tidak boleh ditafsirkan sebagai pemisahan dari pasar keuangan Amerika Serikat (AS) atau internasional. Beijing tetap berkomitmen pada teknologi,”  kata Fang.

Baca Juga: Ini miliarder China yang alami penurunan kekayaan terbesar di tahun ini

Investor global beberapa hari ini terkesima oleh serangan regulasi dari Beijing yang menargetkan perusahaan teknologi terbesar dan industri lainnya serta dorongan oleh Presiden Xi Jinping untuk menciptakan “kemakmuran bersama".

Beberapa regulasi tersebut telah mengikis sekitar US$1,5 triliun dari saham-saham perusahaan China di tengah aksi jual yang lebih luas pada titik paling ekstrem.

Pekan lalu, konglomerat game yang terdaftar di Hong Kong, Tencent Holdings Ltd. akhirnya keluar dari 10 perusahaan terbesar di dunia, yang berdasarkan nilai pasar. Dan untuk pertama kalinya, sejak 2017, tidak ada saham perusahaan China yang masuk dalam daftar tersebut.

Saham Alibaba Group Holding Ltd, perusahaan yang paling berharga kedua di China setelah Tencent, juga telah turun lebih dari 30% di tahun ini.

Dewan Negara China pada bulan Juli lalu mengatakan bahwa aturan untuk listing di luar negeri akan direvisi dan akan ada lebih banyak pengawasan peraturan terhadap perusahaan yang berdagang di pasar luar negeri.

Pembuat kebijakan China juga mempertimbangkan pengawasan yang lebih ketat atas struktur perusahaan yang abu-abu secara hukum yang biasanya digunakan oleh perusahaan teknologi China untuk mencari listing di luar negeri, dengan beberapa penyesuaian kebijakan yang sudah  berjalan .

Semua itu telah menambah kekhawatiran investor tentang pemisahan keuangan yang lebih dalam antara dua ekonomi terbesar dunia.

Pada pertemuan tersebut, Larry Fink dari Blackrock Inc. mencatat perlunya China untuk memastikan konsistensi kebijakan pemerintah jangka panjang, termasuk transparansi untuk membangun kepercayaan dan keyakinan.

Selanjutnya: Kapsul SpaceX dengan awak sipil pertama di dunia sukses mendarat di Samudera Atlantik



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×