kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana AS jual kapal bekas serangan 9/11 ke Indonesia picu kontroversi


Kamis, 06 Mei 2021 / 07:46 WIB
Rencana AS jual kapal bekas serangan 9/11 ke Indonesia picu kontroversi
ILUSTRASI. Rencana AS untuk menjual kapal patroli militer bersejarah ke Indonesia telah memicu reaksi di dalam negeri dari para pegiat. REUTERS/Jonathan Ernst


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Rencana AS untuk menjual kapal patroli militer "bersejarah" ke Indonesia telah memicu reaksi di dalam negeri dari para pegiat. Mereka berpendapat bahwa kapal itu tempatnya di museum dan bukan di Indonesia. 

Melansir South China Morning Post, penjualan kapal patroli yang direncanakan mencerminkan komitmen Washington untuk membangun kemampuan maritim negara-negara Asia Tenggara untuk melawan China di kawasan itu. Akan tetapi, menurut para ahli, Indonesia mungkin lebih baik membeli kapal baru daripada kapal AS yang dinonaktifkan.

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS pada 2 April secara resmi memberi tahu Kongres tentang rencananya untuk menjual kapal pemotong Penjaga Pantai Adak dan Aquidneck ke Indonesia dengan harga yang dirahasiakan.

Adak digunakan dalam evakuasi sekitar 500.000 orang dari Lower Manhattan setelah serangan 11 September di New York. Kapal setinggi 110 kaki itu juga merupakan salah satu dari empat kapal pemotong yang dikerahkan ke Irak selama invasi pimpinan AS.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 hilang kontak, DPR sebut pentingnya peremajaan alutsista

Kapal tersebut akan ditawarkan secara resmi bulan depan, 30 hari setelah Kongres diinformasikan. Dalam pernyataannya kepada The New York Post, Coast Guard mengatakan keputusan rencana penjualan kapal ke Indonesia dilakukan untuk mencapai kepentingan keamanan nasional AS dan telah berkoordinasi dengan TNI AL sejak Februari.

Seorang juru bicara Angkatan Laut Indonesia tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan South China Morning Post. Sementara, seorang pejabat dari tim media angkatan laut mengatakan dia tidak mengetahui rencana tersebut.

Aan Kurnia, Kepala Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla), kepada This Week in Asia mengatakan belum memantau rencana Indonesia membeli kapal patroli dari AS.

Baca Juga: Sempat lewat Selat Sunda, Prancis kerahkan kapal selam nuklir ke Laut China Selatan

“Kami akan meningkatkan armada penjaga pantai dengan kapal-kapal baru,” katanya melalui pesan singkat.




TERBARU

[X]
×