kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rencana peluncuran vaksin virus corona menyuntik pasar saham global


Senin, 07 Desember 2020 / 16:19 WIB
Rencana peluncuran vaksin virus corona menyuntik pasar saham global
ILUSTRASI. Bursa saham Jepang.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Peluncuran vaksin corona (Covid-19) yang sudah di depan mata telah mengangkat pasar saham global. Bursa saham Asia sempat naik tinggi ke rekor baru pada pembukaan 

perdagangan Senin (7/12) di tengah  harapan pemulihan global yang lebih cepat dengan kehadiran vaksin. Inggris dikabarkan akan memulai vaksinasi pada pekan ini. 

Lonjakan pasar saham itu juga didorong oleh optimisme pasar atas paket stimulus fiskal penanganan dampak Covid-19 di Amerika Serikat (AS).  Sementara Otoritas Amerika Serikat (AS) akan membahas program minggu ini sebelum putaran pertama vaksinasi yang diharapkan bulan ini.

Baca Juga: Jepang-AS mulai gelar latihan militer bersama, melibatkan 5.000 prajurit

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,2% menjadi 643,1 poin, berada di jalur kenaikan kelima berturut-turut. MSCI tercatat meningkat 16,3% sepanjang tahun ini. 

Sementara indeks Nikkei Jepang naik 0,1% sementara saham Australia naik 0,8%.

Inggris sedang bersiap menjadi negara pertama yang meluncurkan vaksin bikinan Pfizer-BioNTech minggu ini.  Harapan vaksin akan membantu mengekang pandemi yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1,5 juta orang di seluruh dunia. Perkembangan vaksin telah mendorong pasar saham melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Wall Street mencapai rekor tertinggi baru pada Jumat lalu dimana Dow Jones naik 0,8%, S&P 500 naik 0,9% dan Nasdaq meningkat 0,7%.

Namun, laporan Reuters bahwa AS sedang bersiap menjatuhkan sanksi pada pejabat China  yang menandai meningkatknya ketegangan geopolitik telah membuat Bursa Asia turun dari rekor baru itu. Harga minyak juga anjlok karena melonjaknya kasus Covid-19.

Baca Juga: China: Beberapa orang di AS menganut mentalitas Perang Dingin

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1% setelah kenaikan empat sesi berturut-turut. Indeks blue-chip China turun 0,8%, sebagian besar mengabaikan data ekspor yang kuat. Sementara Hang Seng Hong Kong turun 1,7% dan Nikkei Jepang turun 0,46%.

Sinyal pasar di belahan lain juga dibuka melemah. Bursa berjangka Eurosoxx 50 turun 0,4%, Bursa berjangka Jerman DAX turun 0,3%, sementara FTSE London bergerak datar. Bursa berjangka E-Mini untuk S&P 500 tergelincir 0,2%.

Aksi jual dimulai setelah Reuters secara eksklusif melaporkan bahwa AS sedang mempersiapkan sanksi terhadap setidaknya selusin pejabat China atas dugaan peran mereka dalam diskualifikasi Beijing terhadap legislator oposisi terpilih di Hong Kong.

Sentimen ini juga diperkuat oleh ancaman dari pemerintahan Trump yang akan menambahkan produsen minyak dan gas lepas pantai China ke dalam daftar sanksi, mengancam untuk melumpuhkan operasi internasionalnya.

Langkah itu dilakukan ketika pemerintahan Donald Trump terus menekan Beijing di minggu-minggu terakhirnya menjabat. Kyle Rodda, ahli strategi pasar di IG Markets di Melbourne melihat proses mundurnya Trump dari jabatannya akan menjadi perhatian pasar karena ia bakal mencari beberapa retribusi di China.

Baca Juga: Hari ini dalam sejarah: Pearl Harbor dibombardir Jepang

"Jadi berita ini berbicara tentang ketakutan itu,”kata Rodda dikutip Reuters, Senin (7/12). Namun, ia melihat bahwa fokus pasar masih akan meluas pada peluncuran vaksin dan stimulus fiskal AS. 

Analis JPMorgan dalam sebuah catatan memandang vaksin akan memutus hubungan antara mobilitas dan tingkat infeksi, memungkinkan pertumbuhan PDB global terkuat dalam lebih dari dua dekade. Ia memperkirakan pertumbuhan global akan mencapai 4,7% pada tahun 2021.

Namun, ekspektasi stimulus AS semakin meningkat setelah data penggajian yang lemah minggu lalu. Ekonomi AS menambahkan pekerja paling sedikit dalam enam bulan di bulan November, dengan nonfarm payrolls meningkat 245.000 pekerjaan bulan lalu, jauh lebih rendah dari ekspektasi untuk kenaikan 469.000.

Selanjutnya: Korut punya fasilitas karantina Covid-19 rahasia, 50.000 orang diprediksi sudah tewas



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×