Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Baru-baru ini, penulis buku “Rich Dad, Poor Dad” Robert Kiyosaki mengunggah peringatan di media social X bahwa “hanya orang bodoh” yang akan percaya bahwa obligasi adalah investasi yang aman.
Mengutip GoBankingRates, Kiyosaki juga mengatakan bahwa obligasi memiliki risiko dan bahwa satu-satunya investasi yang benar-benar aman adalah emas, perak, dan Bitcoin. Kiyosaki menyebut investasi yang lainnya sebagai “kertas toilet”.
GOBankingRates menghubungi para ahli keuangan lainnya untuk mengetahui pendapat mereka tentang pernyataan Kiyosaki.
Jadi, apakah obligasi merupakan investasi yang aman atau tidak?
Tidak Semua Obligasi Itu Sama
Informasi saja, penjelasan para ahli keuangan di artikel ini menjelaskan tentang obligasi di Amerika.
Pernyataan Kiyosaki tentang obligasi, tidak memperhitungkan berbagai jenis obligasi.
“Tidak semua obligasi diciptakan sama,” jelas Drew Stevens, presiden Wisdom to Wealth.
Baca Juga: Ingin Memperbaiki Keuangan? Intip Rahasia Robert Kiyosaki dalam Mencetak Uang
Stevens menambahkan, “Obligasi pemerintah, obligasi pemerintah daerah, dan obligasi korporasi memiliki tujuan yang berbeda dan bereaksi secara berbeda terhadap tekanan pasar.”
Obligasi pemerintah diterbitkan oleh pemerintah AS, sehingga nilainya dijamin selama pemerintah masih berkuasa. Akan tetapi bunga yang diberikan dapat berubah jika suku bunga naik. Ini adalah jenis obligasi yang mungkin dirujuk Kiyosaki dalam argumennya.
Obligasi pemerintah daerah diterbitkan oleh pemerintah negara bagian dan lokal. Obligasi ini juga menawarkan suku bunga yang menarik bagi investor. Namun, jika pemerintah bangkrut, nilai obligasi tidak dijamin.
Sedangkan obligasi korporasi diterbitkan oleh perusahaan. Nilai obligasi ini, seperti yang mungkin sudah Anda duga, sangat bergantung pada kekuatan perusahaan yang menerbitkannya.
Namun, karena risiko yang melekat ini, hasil akhir terkadang bisa sangat tinggi dibandingkan dengan obligasi lainnya.
Baca Juga: Ini Aset yang Harganya Bakal Meroket pada Juli Menurut Robert Kiyosaki
Nilai Beberapa Obligasi Bergantung pada Hasil ‘One Big Beautiful Bill Act’
Jika disahkan dalam kondisi saat ini, “One Big Beautiful Bill” Presiden Donald Trump akan menambah defisit sebesar US$ 2,4 triliun.
Pakar keuangan dan ahli strategi David Lester mengatakan bahwa jumlah utang tersebut dapat merugikan investor obligasi — khususnya obligasi pemerintah.
"Seiring meningkatnya utang AS, pemberi pinjaman — termasuk pemerintah asing dan investor institusional — mungkin mulai menuntut imbal hasil yang lebih tinggi untuk mengimbangi risiko yang dirasakan," kata Lester.
"Jika itu terjadi, obligasi negara lama yang menawarkan imbal hasil lebih rendah dapat kehilangan daya tarik, karena penerbitan baru menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif. Jadi, Robert kemungkinan besar benar tentang menjauhi obligasi jika RUU tersebut disahkan," tambah Lester.
Pilih Obligasi Negara yang Dilindungi Inflasi Agar Aman
Jika investor ingin mempertimbangkan obligasi, satu opsi yang akan dilindungi terhadap meningkatnya utang nasional adalah obligasi yang dilindungi inflasi.
"Instrumen ini menyesuaikan pokok dan bunga dengan indeks harga konsumen, sehingga nilai riil aliran pembayaran tetap utuh," jelas Sami Andreani, pakar keuangan dan kepala keuangan di Oppizi.
"Kompensasinya adalah imbal hasil awal yang lebih kecil, namun banyak rumah tangga memutuskan bahwa perlindungan terhadap inflasi sepadan dengan pendapatan saat ini yang lebih rendah," urainya.
Diversifikasi Adalah Kuncinya
Mayoritas pakar sepakat bahwa obligasi seharusnya hanya menjadi satu bagian dari portofolio keuangan Anda.
"Menyebut semua obligasi sebagai 'tidak aman' adalah generalisasi yang luas," kata Stevens.
"Obligasi, seperti kelas aset lainnya, memerlukan konteks dan strategi. Jika digunakan dengan benar, obligasi tetap dapat memainkan peran penting dalam diversifikasi portofolio dan pelestarian modal, terutama bagi investor konservatif atau mereka yang mendekati masa pension," lanjutnya.
Noam Korbl adalah pakar keuangan pribadi sekaligus salah satu pendiri dan kepala operasi di PropFirms.
Tonton: Robert Kiyosaki Sarankan Beli Lebih Banyak Bitcoin, Prediksi Harganya Bakal Meroket!
Korbl menekankan bahwa obligasi tidak dimaksudkan sebagai skema cepat kaya, melainkan alat untuk menghadapi volatilitas di pasar yang tidak stabil.
“Dalam dekade terakhir, bahkan melalui inflasi dan pergeseran bank sentral, obligasi pemerintah telah menghasilkan pengembalian tahunan rata-rata sekitar 3% hingga 4%, tergantung pada durasinya. Itu mungkin tidak mengesankan penggemar kripto, tetapi bagi dana pensiun dan orang-orang yang mendekati masa pensiun, konsistensi itu penting,” jelas Korbl.
Korbl menambahkan bahwa obligasi juga memiliki banyak keuntungan pajak.
“Di negara bagian tertentu seperti Florida atau Texas, di mana pajak pendapatan negara bagian adalah nol, bunga dari obligasi federal tidak dikenakan pajak. Obligasi pemerintah daerah bahkan lebih menguntungkan dengan status bebas pajak tiga kali lipat di negara bagian tempat obligasi itu diterbitkan,” kata Korbl.