Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ruben Filipe Marques Amorim, seorang pelatih sepak bola muda asal Portugal, telah menjadi pusat perhatian dunia sepak bola internasional setelah ditunjuk sebagai pelatih kepala Manchester United.
Dengan pengalaman yang kaya, kegigihan, dan pendekatan taktis yang brilian, Amorim dipandang sebagai penerus gaya kepemimpinan José Mourinho. .
Awal Karier: Perjalanan dari Benfica ke Belenenses
Ruben Amorim memulai perjalanan sepak bola profesionalnya di klub masa kecilnya, Benfica. Namun, penolakan di usia remaja menjadi tantangan besar yang hampir mengakhiri kariernya.
Kesempatan baru muncul ketika sahabat masa kecilnya, Bruno Simao, mengundangnya mengikuti uji coba di Belenenses meskipun dalam kondisi cedera patah tangan.
Baca Juga: Premier League Kembali Bergulir, Mampukah Liverpool Bertahan di Puncak?
Keberanian Amorim untuk bermain dengan tangan cedera menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia berhasil memikat perhatian pelatih dan menandatangani kontrak profesional.
Di Belenenses, Amorim menunjukkan potensi luar biasa, bermain lebih dari 100 pertandingan dan mencapai final Piala Portugal pada 2007.
Kembali ke Benfica: Kesuksesan di Klub Impian
Pada 2008, Benfica kembali memanggil Amorim, mewujudkan mimpinya bermain untuk klub yang ia cintai.
Selama enam tahun, Amorim menjadi bagian penting dari skuat Benfica, membantu tim memenangkan tiga gelar liga serta berkompetisi di Liga Champions dan Liga Europa.
Ia juga bermain bersama bintang seperti Nemanja Matic dan Victor Lindelof, yang kelak memperkuat Manchester United.
Baca Juga: 10 Klub Sepak Bola dengan Pengeluaran Terbesar dalam 1 Dekade Terakhir
Langkah Menuju Kepelatihan: Pembelajaran dari Mourinho
Keputusan Amorim untuk beralih ke dunia kepelatihan setelah pensiun sebagai pemain menunjukkan ambisinya untuk terus berkembang.
Pada 2017, ia mengikuti program pelatihan kinerja tinggi di Universitas Lisbon, di mana José Mourinho menjadi dosen.
Amorim menyerap banyak pelajaran dari program ini, termasuk pengalaman magang selama seminggu di Manchester United.
Kecerdasannya dalam memahami taktik dan hubungan dengan pemain menjadi aset utama dalam membangun karier kepelatihannya.
Amorim memulai debut kepelatihannya di Casa Pia, klub kecil di Portugal, di mana ia berhasil membawa tim promosi dengan anggaran minim.
Baca Juga: Masa Depan Trio Pemain Bintang Liverpool Tak Jelas, Bakal Hengkang?
Kesuksesan di Sporting CP: Membawa Klub Kembali ke Puncak
Pada 2020, Ruben Amorim ditunjuk sebagai pelatih kepala Sporting CP. Dalam waktu 14 bulan, ia berhasil mengakhiri penantian 19 tahun klub untuk gelar liga.
Kesuksesan ini diikuti dengan gelar liga lainnya, menjadikannya salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa.
Di Sporting, Amorim dikenal sebagai pelatih yang mampu memperbaiki hubungan internal klub serta membangun kepercayaan dari para pemain dan penggemar.
Pendekatannya yang inovatif, termasuk penggunaan formasi 3-4-3, membawa stabilitas dan hasil positif bagi tim.
Tantangan di Manchester United: Menciptakan Keajaiban Baru
Penunjukan Ruben Amorim sebagai pelatih kepala Manchester United menimbulkan berbagai spekulasi.
Baca Juga: Para Bintang MU Beri Julukan 'Mourinho 2.0' bagi Ruben Amorim, Ini Alasannya
Beberapa pengamat meragukan pengalamannya di luar Portugal, sementara yang lain memuji keberanian United mengambil risiko dengan pelatih muda yang inovatif.
Amorim, yang telah menandatangani kontrak hingga 2027, dihadapkan pada tantangan besar untuk mengembalikan kejayaan klub yang tengah terpuruk.
Dengan pemahaman taktik yang mendalam dan kemampuan membangun hubungan dengan pemain, Amorim memiliki peluang besar untuk menciptakan keajaiban di Old Trafford.