kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.430   54,00   0,33%
  • IDX 6.647   -17,63   -0,26%
  • KOMPAS100 942   -8,98   -0,94%
  • LQ45 738   -9,69   -1,30%
  • ISSI 209   1,77   0,85%
  • IDX30 384   -5,57   -1,43%
  • IDXHIDIV20 461   -6,31   -1,35%
  • IDX80 107   -1,15   -1,06%
  • IDXV30 110   -0,84   -0,76%
  • IDXQ30 126   -1,79   -1,40%

Rusia Bersikap Hati-Hati Atas Rencana Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina


Kamis, 13 Maret 2025 / 07:45 WIB
Rusia Bersikap Hati-Hati Atas Rencana Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina
ILUSTRASI. Kremlin mengatakan bahwa mereka sedang menunggu rincian dari Washington tentang proposal untuk gencatan senjata selama 30 hari dengan Ukraina. Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Rabu (12/3/2025), Kremlin mengatakan bahwa mereka sedang menunggu rincian dari Washington tentang proposal untuk gencatan senjata selama 30 hari dengan Ukraina sebelum memberikan tanggapan resmi.

Padahal, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio berharap kesepakatan akan dicapai dalam beberapa hari ke depan.

Mengutip Reuters, saat Moskow mempertimbangkan rencana tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi wilayah Kursk Rusia untuk pertama kalinya sejak pasukan Ukraina merebut sebagian wilayahnya tahun lalu.

Pasukan Kyiv hampir kehilangan pijakan itu, yang diharapkan Ukraina dapat digunakan sebagai pengaruh dalam setiap pembicaraan damai dengan Moskow. 

Dengan kunjungan Putin yang menyoroti klaim keberhasilan Rusia di Kursk, Valery Gerasimov, kepala Staf Umum Rusia, mengatakan kepada pemimpin Kremlin bahwa pasukan Ukraina sudah dikepung.

Namun, komandan tentara Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan di Facebook bahwa pertempuran terus berlanjut di pinggiran kota Sudzha di Kursk dan pasukan Kyiv akan terus beroperasi di sana "selama diperlukan".

Baca Juga: Kremlin Peringatkan Warga Rusia atas Euforia Trump, Ada Apa?

Sementara itu, AS pada hari Selasa (11/3/2025) setuju untuk melanjutkan pasokan senjata dan berbagi intelijen setelah Kyiv mengatakan dalam pembicaraan di Arab Saudi bahwa mereka siap untuk mendukung proposal gencatan senjata.

Kremlin mengatakan sedang mempelajari dengan saksama hasil pertemuan itu dan menunggu rincian dari Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Mike Waltz. 

Kemudian pada hari Rabu, Gedung Putih mengatakan Waltz telah berbicara dengan mitranya dari Rusia.

Berbicara kepada wartawan saat pesawatnya mengisi bahan bakar di Irlandia, Rubio mengatakan pada hari Rabu: "Beginilah yang kami harapkan dari dunia dalam beberapa hari: Tidak ada pihak yang saling menembak, tidak ada roket, tidak ada rudal, tidak ada peluru, tidak ada apa-apa ... dan pembicaraan pun dimulai."

Di Washington, Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia telah menerima "pesan positif" tentang potensi gencatan senjata dalam konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun tersebut, tanpa memberikan rincian lebih jauh.

Setelah pasukan Rusia memperoleh keuntungan di Ukraina pada tahun 2024, Trump membalikkan kebijakan AS tentang perang tersebut. Yakni dengan meluncurkan pembicaraan bilateral dengan Moskow dan menangguhkan bantuan militer ke Ukraina, menuntut agar Ukraina mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri konflik tersebut.

Baca Juga: Langit Moskow Dihujani Serangan Drone Ukraina, Satu Korban Meninggal

"Rubio dan Waltz mengatakan bahwa mereka akan menyampaikan informasi terperinci kepada kami melalui berbagai saluran tentang inti pembicaraan yang terjadi di Jeddah. Pertama, kami harus menerima informasi ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Rubio mengatakan Amerika Serikat mengharapkan tanggapan positif, dan jika jawabannya "tidak" maka itu akan memberi tahu Washington banyak hal tentang niat Kremlin yang sebenarnya.

Ia mengatakan bahwa Eropa harus terlibat dalam jaminan keamanan apa pun untuk Ukraina, dan bahwa sanksi yang telah dijatuhkan Eropa juga akan dipertimbangkan.

Ketika ditanya apakah Rusia dapat menerima gencatan senjata tanpa syarat, Rubio berkata: "Itulah yang ingin kami ketahui - apakah mereka siap melakukannya tanpa syarat."

Tonton: Eropa Putar Otak untuk Hindari Energi Rusia Jika Sanksi Dilonggarkan

Di Kyiv, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memuji pertemuan minggu ini di Arab Saudi antara pejabat AS dan Ukraina sebagai sesuatu yang konstruktif. Dia mengatakan, gencatan senjata potensial selama 30 hari dengan Rusia dapat digunakan untuk menyusun kesepakatan damai yang lebih luas.

Selanjutnya: Hartadinata Abadi (HRTA) Targetkan Pendapatan Melonjak 50% pada Tahun 2025

Menarik Dibaca: Laba SSMS Tumbuh Subur 60%, Anak Usahanya CBUT Malah Turun


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×