kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Rusia Dapat Artileri dari Korea Utara, Ukraina Dapat Amunisi Iran dari AS


Jumat, 06 Oktober 2023 / 11:26 WIB
Rusia Dapat Artileri dari Korea Utara, Ukraina Dapat Amunisi Iran dari AS
ILUSTRASI. Seorang pejabat AS mengatakan kepada CBS News, Korea Utara telah mulai mentransfer artileri ke Rusia. REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KYIV. Seorang pejabat AS mengatakan kepada CBS News, Korea Utara telah mulai mentransfer artileri ke Rusia. Hal ini semakin memperkuat pasukan Vladimir Putin saat mereka melanjutkan invasi yang sudah berlangsung selama 20 bulan ke Ukraina. 

Belum jelas apakah pengiriman tersebut merupakan bagian dari rantai pasokan baru yang berjangka panjang atau pengiriman yang lebih terbatas, atau apa yang akan diperoleh Korea Utara sebagai imbalan atas senjata tersebut.

Di sisi lain garis depan, menurut Departemen Kehakiman AS, Negeri Paman Sam itu telah menyerahkan kepada pasukan Ukraina sejumlah amunisi yang disita dari Iran.

Dukungan Korea Utara terhadap Moskow tampaknya merupakan puncak dari pertemuan puncak yang jarang terjadi bulan lalu di Moskow, ketika Kim Jong Un melakukan perjalanan dengan kereta api untuk bertemu langsung dengan Putin.

Dalam pertemuan itu, Kim mengatakan kepada Putin bahwa ia dapat mengandalkan dukungan penuh dan tanpa syarat dari Korea Utara untuk perjuangan suci Rusia demi mempertahankan kepentingan keamanannya.

Baca Juga: Korea Utara Hentikan Reaktor Nuklir di Kompleks Atom Utamanya, Ada Apa?

Kim diperkirakan akan meminta uang tunai dan makanan kepada Putin demi menopang perekonomian Korea Utara yang lesu sebagai imbalan atas dukungannya terhadap serangan Moskow terhadap Ukraina, serta senjata dan teknologi luar angkasa.

Seorang pejabat senior Korea Selatan mengatakan kepada CBS News sebelum pertemuan puncak bahwa Seoul khawatir Kim akan memperoleh teknologi dari Rusia untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir serta roket dan satelit yang lebih canggih, selain kerja sama dalam senjata konvensional.

Pejabat tersebut memperingatkan bahwa jika hubungan bilateral Rusia dan Korea Utara semakin dalam, hal ini akan menyoroti kemampuan Kim untuk mengancam tidak hanya sekutu dekat Amerika di Asia, yakni Korea Selatan dan Jepang, tetapi juga seluruh dunia.

Baca Juga: Ukraina Berencana Bangun Sekolah Bawah Tanah yang Aman dari Serangan Udara Rusia

Melansir Time, para analis percaya bahwa Korea Utara memiliki puluhan juta peluru artileri dan roket era Soviet yang kompatibel yang dapat menjadi dorongan besar bagi upaya perang Rusia di Ukraina.  

Meskipun senjata-senjata ini didasarkan pada teknologi yang lebih tua, banyaknya jumlah senjata tersebut dapat membuat senjata-senjata tersebut berguna bagi Moskow. 

Kekurangan amunisi telah menjadi masalah yang berkelanjutan selama perang di Ukraina baik di Moskow maupun Kyiv. Pada bulan Juli, Presiden Biden memperingatkan bahwa Ukraina kehabisan amunisi. 

Sementara itu, Rusia sebelumnya telah beralih ke Korea Utara untuk mendapatkan senjata.

“Ini akan menjadi kesepakatan yang saling menguntungkan bagi keduanya, karena Putin terpojok akibat persediaan senjatanya yang habis. Sementara Kim menghadapi tekanan dari kerja sama trilateral Korea Selatan-AS-Jepang,” papar Nam Sung-wook, mantan direktur Korea Selatan Lembaga think tank Korea, Institute for National Security Strategy, mengatakan kepada Associated Press. 

Sementara itu, persediaan amunisi Iran yang ditransfer oleh AS ke Ukraina mencakup lebih dari 1 juta peluru 7,62 mm, yang digunakan dalam senapan mesin.

Baca Juga: Rusia: Tentara Inggris yang Melatih Pasukan Ukraina Bisa Jadi Target Serangan Kami

Peluru-peluru tersebut disita pada bulan Desember 2022 oleh Angkatan Laut AS dari sebuah kapal yang berangkat dari Iran ke Yaman, tempat Teheran mendukung pasukan pemberontak Houthi yang terlibat dalam perang saudara yang sengit di negara itu. 

Angkatan Laut AS telah menyita beberapa pengiriman senjata Iran menuju Yaman, yang merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2015 yang melarang transfer senjata ke pasukan Houthi.

Komando Pusat militer Amerika mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengirim amunisi ke Ukraina pada hari Senin. Dengan semakin banyaknya pendanaan AS untuk Ukraina yang dibekukan saat ini di tengah perebutan anggaran pemerintah federal, pemerintahan Biden telah menggunakan transfer amunisi Iran sebagai solusi untuk terus mendukung Kyiv.



TERBARU

[X]
×