kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rusia: Pasok Rudal Jarak Jauh ke Ukraina, AS Terlibat Langsung dalam Perang


Jumat, 16 September 2022 / 14:26 WIB
Rusia: Pasok Rudal Jarak Jauh ke Ukraina, AS Terlibat Langsung dalam Perang
ILUSTRASI. Seorang tentara Ukraina berdiri di samping sistem peluncuran roket ganda BM-21 Grad saat serangan Rusia berlanjut, di wilayah Kharkiv, Ukraina, Rabu (20/4/2022).


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan, jika memasok Kyiv dengan rudal jarak jauh, Amerika Serikat atau AS akan melewati garis merah dan menjadi pihak dalam perang di Ukraina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan, Moskow berhak untuk mempertahankan wilayahnya.

AS telah secara terbuka memasok Ukraina dengan sistem roket peluncuran ganda terpandu (GMLRS) canggih, yang ditembakkan dari peluncur sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) dan bisa mencapai target sejauh hingga 80 km.

Baca Juga: Putin ke Xi Jinping: Rusia Sangat Hargai Posisi Seimbang China dalam Krisis Ukraina

"Jika Washington memutuskan untuk memasok rudal jarak jauh ke Kyiv, maka itu akan melewati garis merah, dan akan menjadi pihak langsung dalam konflik," tegas Zakharova, Kamis (15/9), seperti dikutip Al Jazeera.

Para pejabat AS mengatakan, Ukraina telah berjanji untuk tidak menggunakan roket dari negeri uak Sam untuk menyerang wilayah Rusia.

Peluncur HIMARS juga bisa digunakan untuk menembakkan rudal taktis jarak jauh ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 300 km. 

Ukraina telah meminta dan menerima sejumlah besar senjata dari AS dan sekutu Barat lainnya untuk membantu melawan pasukan Rusia yang melakukan invasi pada Februari lalu.



TERBARU

[X]
×