Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Masalah keselamatan penerbangan yang dialami industri penerbangan Rusia sebagian besar disebabkan oleh sanksi ekonomi yang melumpuhkan yang diberlakukan Barat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Pembatasan tersebut mempersulit maskapai penerbangan Rusia untuk merawat pesawat mereka karena mereka tidak dapat membeli pesawat atau suku cadang baru.
Menurut pendiri dan CEO JACDEC Jan-Arwed Richter, faktanya, jumlah insiden penerbangan di Rusia mungkin jauh lebih tinggi.
“Angka-angka ini hanya mencerminkan kasus-kasus yang diketahui publik. Masih ada angka gelap mengenai insiden-insiden yang tidak dilaporkan,” kata Richter kepada The Telegraph pada bulan Februari.
Catatan saja, melansir TASS, skuadron penerbangan khusus Rossiya milik pemerintahan kepresidenan Rusia mengangkut kepala negara dan pejabat tinggi negara. Skuadron ini akan berusia 68 tahun pada tahun 2024.
Baca Juga: Moskow Salahkan AS Atas Kematian Perempuan dan Anak-Anak Rusia
Timnya yang beranggotakan 2.500 orang ini terkenal profesional dan mampu mengangkut penumpang dan kargo ke belahan dunia mana pun dalam kondisi tersulit. Unit ini menggunakan pesawat Il-96 dan Tu-214 Rusia serta helikopter Mi-38.
Sejarah layanan udara dimulai pada tahun 1956, ketika para pejabat tinggi Soviet beralih dari pesawat militer yang diterbangkan oleh pilot militer menjadi pesawat yang diawaki oleh detasemen penerbangan tujuan khusus yang dibentuk di Aeroflot dan berbasis di bandara Vnukovo.
Selanjutnya, unit tersebut dikenal sebagai detasemen penerbangan terpisah ke-235. Pada tahun 1993, perusahaan transportasi negara Rossiya didirikan atas dasar itu.
Pada tahun 2009, detasemen penerbangan khusus terpisah di bawah pemerintahan presiden dibentuk.