Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kantor berita negara TASS melaporkan pada hari Selasa (11/6/2024), seorang pejabat Rusia mengatakan bahwa pemimpin negaranya, Vladimir Putin, tidak akan terjebak dalam kecelakaan pesawat jika ia bepergian dengan pesawat domestik.
“Presiden Rusia menggunakan pesawat domestik. Ini adalah kendaraan yang sangat andal,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Mengutip Business Insider, Peskov berbicara pada konferensi pers ketika dia ditanya tentang kecelakaan penerbangan baru-baru ini yang merenggut nyawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima.
Raisi sedang terbang di atas barat laut Iran ketika helikopternya jatuh pada 19 Mei. Menteri luar negeri Iran, gubernur provinsi Azerbaijan Timur Iran, dan pejabat lainnya juga berada di dalam helikopter tersebut. Tidak ada seorang pun yang selamat dari insiden mematikan itu.
Sementara itu, Chilima tewas dalam kecelakaan pesawat bersama sembilan penumpang lainnya pada Selasa (11/6/2024). Presiden Malawi Lazarus Chakwera mengatakan pesawat Chilima ditemukan "hancur total" di dekat sebuah bukit di Malawi utara.
Baca Juga: Putin Bakal Kunjungi Korea Utara dan Vietnam, Apa Agendanya?
Namun, Peskov mengatakan insiden seperti itu tidak mungkin terjadi pada pesawat Rusia, mengingat standar keselamatan Rusia yang ketat.
“Semua mesin di negara kita yang mengangkut warga juga dijaga pada tingkat yang tepat. Ada standar yang sangat ketat dalam hal ini, yang tentu saja dipatuhi,” kata Peskov.
Dia menambahkan, “Kami punya lembaga pemantau. Sistemnya berfungsi."
Yang pasti, Rusia tidak memiliki catatan terbaik dalam hal keselamatan penerbangan.
Pada bulan Februari, Pusat Evaluasi Data Kecelakaan Pesawat Jet (JACDEC) mengungkapkan bahwa insiden keselamatan penerbangan di Rusia meningkat lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir.
Yakni meningkat dari 37 kasus pada tahun 2022 menjadi 81 kasus pada tahun 2023.
Baca Juga: Rusia Kian Gencar Lakukan Dedolarisasi, Ini Buktinya
Masalah keselamatan penerbangan yang dialami industri penerbangan Rusia sebagian besar disebabkan oleh sanksi ekonomi yang melumpuhkan yang diberlakukan Barat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Pembatasan tersebut mempersulit maskapai penerbangan Rusia untuk merawat pesawat mereka karena mereka tidak dapat membeli pesawat atau suku cadang baru.
Menurut pendiri dan CEO JACDEC Jan-Arwed Richter, faktanya, jumlah insiden penerbangan di Rusia mungkin jauh lebih tinggi.
“Angka-angka ini hanya mencerminkan kasus-kasus yang diketahui publik. Masih ada angka gelap mengenai insiden-insiden yang tidak dilaporkan,” kata Richter kepada The Telegraph pada bulan Februari.
Catatan saja, melansir TASS, skuadron penerbangan khusus Rossiya milik pemerintahan kepresidenan Rusia mengangkut kepala negara dan pejabat tinggi negara. Skuadron ini akan berusia 68 tahun pada tahun 2024.
Baca Juga: Moskow Salahkan AS Atas Kematian Perempuan dan Anak-Anak Rusia
Timnya yang beranggotakan 2.500 orang ini terkenal profesional dan mampu mengangkut penumpang dan kargo ke belahan dunia mana pun dalam kondisi tersulit. Unit ini menggunakan pesawat Il-96 dan Tu-214 Rusia serta helikopter Mi-38.
Sejarah layanan udara dimulai pada tahun 1956, ketika para pejabat tinggi Soviet beralih dari pesawat militer yang diterbangkan oleh pilot militer menjadi pesawat yang diawaki oleh detasemen penerbangan tujuan khusus yang dibentuk di Aeroflot dan berbasis di bandara Vnukovo.
Selanjutnya, unit tersebut dikenal sebagai detasemen penerbangan terpisah ke-235. Pada tahun 1993, perusahaan transportasi negara Rossiya didirikan atas dasar itu.
Pada tahun 2009, detasemen penerbangan khusus terpisah di bawah pemerintahan presiden dibentuk.