Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Rusia terbuka untuk negosiasi guna mengakhiri perang Ukraina jika diprakarsai oleh Presiden terpilih AS Donald Trump.
Hal tersebut diungkapkan oleh duta besar Moskow untuk PBB di Jenewa kepada wartawan pada hari Kamis (14/11/2024).
Akan tetapi, lanjutnya, perundingan apa pun harus didasarkan pada realitas kemajuan Rusia.
Reuters melaporkan, Trump telah berulang kali mengkritik skala bantuan Barat untuk Kyiv dan telah berjanji untuk mengakhiri konflik dengan cepat, tanpa menjelaskan caranya.
Kemenangannya dalam pemilihan presiden 5 November telah memicu kekhawatiran di Kyiv dan ibu kota Eropa lainnya tentang tingkat komitmen AS di masa mendatang untuk membantu Ukraina.
"Trump berjanji untuk menyelesaikan krisis Ukraina dalam semalam. Oke, biarkan dia mencoba. Tetapi kami adalah orang-orang yang realistis, tentu saja kami memahami bahwa ini tidak akan pernah terjadi," kata Gennady Gatilov, duta besar Rusia untuk PBB di Jenewa.
Dia menambahkan, "Tetapi jika dia memulai atau menyarankan sesuatu untuk memulai proses politik, itu disambut baik."
Gatilov menambahkan bahwa negosiasi semacam itu perlu didasarkan pada apa yang disebutnya "realitas di lapangan", dengan menggambarkan Ukraina sebagai pihak yang tertinggal dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca Juga: Trump Menang, Korea Selatan Pikir-Pikir Lagi Keputusan Pengiriman Senjata ke Ukraina
Pasukan Rusia maju dengan kecepatan tercepat dalam setidaknya satu tahun di Ukraina dan sekarang menguasai sekitar seperlima wilayah negara itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah berulang kali mengatakan perdamaian tidak dapat dibangun sampai semua pasukan Rusia diusir dan semua wilayah yang direbut oleh Moskow, termasuk Krimea, dikembalikan.
"Rencana kemenangan" yang diuraikan Zelenskiy bulan lalu mempertahankan ketentuan itu, serta undangan bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO, yang telah lama dikecam oleh Rusia.
Zelenskiy mengatakan kepada para pemimpin Eropa di Budapest minggu lalu bahwa konsesi kepada Rusia akan "tidak dapat diterima oleh Ukraina dan merupakan tindakan bunuh diri bagi seluruh Eropa".'
Baca Juga: Kapal Fregat Rusia dengan Rudal Hipersonik Masuk Selat Inggris & Atlantik, Ada Apa?
Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 memicu konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Perang Dingin, dengan Presiden Joe Biden mendorong upaya untuk mengisolasi Rusia.
Gatilov mengindikasikan pemilihan Trump merupakan kemungkinan baru untuk dialog dengan Amerika Serikat, tetapi meragukan pemulihan hubungan yang lebih luas, menggemakan peringatan sebelumnya yang disuarakan oleh Kremlin.
"Elite politik AS terlepas dari pergeseran politik dalam negeri, (Washington) secara konsisten mengejar sikap untuk membendung Moskow dan orientasi ini sayangnya sudah mengakar kuat dan perubahan pemerintahan tidak banyak mengubahnya," katanya.
Tonton: Rusia Menyangkal Kabar Pembicaraan Trump-Putin, Menyebutnya Sebagai Cerita Fiksi
"Satu-satunya perubahan (yang) mungkin terjadi adalah dialog antara negara kita, sesuatu yang telah lama hilang selama beberapa tahun terakhir," tambahnya.