Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev, mengatakan bahwa para petinggi Ukraina sebenarnya sudah siap untuk mengakhiri konflik dengan Rusia, tetapi terpaksa menarik diri karena mendapat tekanan dari AS.
"Jika bukan karena tekanan AS terhadap mereka (Ukraina), situasi ini tidak akan terjadi, Bahkan para pemimpin Ukraina sendiri siap untuk menandatangani perjanjian damai dan memberikan proposal tertulis kepada Rusia yang pada prinsipnya kami setujui," kata Patrushev pada hari Kamis (8/6), dikutip TASS.
Upaya damai yang dimaksud merujuk pada negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina di Turki pada Maret tahun lalu.
Baca Juga: Ukraina Tolak Seruan untuk Gencatan Senjata, Ini Alasannya
"Ini terjadi hanya karena AS menekan mereka dan mengatakan bahwa tidak perlu ada negosiasi yang dilakukan. Ada pihak yang berkepentingan dalam konflik ini. Pertama dan terutama, Amerika Serikat dan Inggris Raya," lanjutnya.
Dialog di Istanbul
Negosiasi Rusia-Ukraina pertama setelah Rusia meluncurkan operasi militer khususnya di Ukraina berlangsung di Belarusia pada awal Maret 2022. Sayang, pertemuan itu berakhir tanpa hasil.
Baca Juga: Jenderal AS Bocorkan Kesiapan Militer Ukraina Habisi Rusia
Pembicaraan berikutnya berlangsung di Istanbul pada 29 Maret 2022. Pada momen itu, Kepala Delegasi Rusia Vladimir Medinsky mengumumkan bahwa Moskow untuk pertama kalinya telah menerima prinsip-prinsip yang diajukan Kyiv.
Rusia bahkan sempat menarik pasukannya dari daerah Kyiv dan Chernigov. Namun, negosiasi penyelesaian damai benar-benar dibekukan setelah itu.
Pada Oktober tahun lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberlakukan keputusan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional negara itu untuk melarang pembicaraan apa pun dengan Putin.