Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sejumlah laporan pendapatan utama perusahaan kelas kakap Amerika Serikat (AS) pekan depan yang dipimpin oleh Apple, Microsoft, dan Facebook dapat membantu saham perusahaan teknologi kembali mendominasi.
Setelah sebelumnya dipimpin oleh sektor perbankan, energi dan beberapa sektor ekonomi lain yang mendapat peluang lewat pemulihan ekonomi.
Setelah memimpin pasar segmen menengah atas untuk sebagian besar tahun 2020, saham-saham terkait teknologi sejatinya memang sempat mundur akhir tahun lalu. Menurut artikel yang dimuat Reuters, Minggu (24/1) hal ini disebabkan adanya kebangkitan ekonomi di seluruh sektor dengan dimulainya vaksinasi Covid-19.
Akan tetapi, dalam beberapa hari terakhir sebagian besar investor mulai mempertimbangkan investasi di bank-bank besar dan beralih ke teknologi. Apalagi setelah laporan triwulanan Netflix belum lama ini, yang membawa sahamnya naik sebesar 17%. Indeks saham Russell 1000 bahkan naik 3,3% dalam seminggu terakhir, walau valuasi sebagian rata-rata perusahaan turun 1,5%.
Baca Juga: Bank Digital Marak, Sayang Aturannya Belum Siap
Adapun, hasil kinerja kuartal IV 2020 yang dirilis pekan depan, dengan sekitar seperempat dari saham yang tergabung dalam S&P 500 tentu bakal membantu menentukan arah perkembangan saham. Menurut Chuck Carlson, Chief Executive Officer di Horizon Investment Services hal ini berpotensi mengancam reli saham yang terjadi baru-baru ini.
"Hal ini mungkin akan terjadi di perusahaan yang mencetak pendapatan. Tentu pendapatan itu bisa diprediksi apakah berkelanjutan dengan melihat siklus dalam delapan sampai sembilan bulan terakhir," katanya.
Pertumbuhan yang stabil dan ketahanan dalam menghadapi virus corona membuat saham teknologi paling diminati investor. Mayoritas investor pun telah menggelontorkan uang ke sektor tersebut, akibat tren penguncian yang meluas dan menghancurkan sebagian besar ekonomi AS.
Akan tetapi, kebangkitan kinerja teknologi juga bisa menghidupkan kembali kekhawatiran investor. Antara lain dengan berebut saham di lima perusahaan teknologi terbesar dalam indeks S$P 500 atau.
Baca Juga: Kongsi Pengadaan Biomassa Dengan PTPN dan Perhutani, PLN Memacu Co-Firing PLTU