Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump sekali lagi mengisyaratkan kesediaannya untuk meninggalkan perjanjian perdagangan fase satu yang dilakukan AS dengan China pada Januari.
Hal ini diambil karena ia mendapat tekanan yang semakin besar untuk mengambil sikap lebih keras terhadap Beijing.
Baca Juga: Trump akan ambil tindakan soal Hong Kong pada minggu ini
Dilansir dari South China Morning Post, Trump mencuit ancamannya sembari mengejek calon lawannya dalam pemilihan presiden nanti, Joe Biden.
“Tidak seorang pun dalam 50 tahun ini lebih lemah kepada China daripada Joe Biden. Dia tertidur di belakang kemudi. Dia memberi mereka semua yang mereka inginkan, termasuk perjanjian dagang yang buruk. Saya akan mendapatkan semuanya kembali!" tulis Trump.
Tweet ini adalah indikasi terbaru bahwa kesepakatan perdagangan fase satu bisa dalam bahaya, karena tekanan meningkat di Washington untuk menghukum China karena pandemi coronavirus, yang menyaksikan kasus-kasus pertamanya dilaporkan di Wuhan. Wabah itu kini telah merenggut hampir 100.000 nyawa orang Amerika.
Anggota parlemen AS juga marah dengan pengumuman Beijing pada pekan lalu tentang undang-undang keamanan nasional baru untuk Hong Kong.
Baca Juga: Makin panas, China ancam pembalasan bila AS jatuhkan sanksi soal Hong Kong
Langkah ini dinilai telah diambil China untuk meningkatkan kontrol politik atas kota semi-otonom sejak penyerahan dari Inggris pada tahun 1997 silam.
Trump dua minggu lalu mengatakan dia telah mengesampingkan negosiasi ulang dari perjanjian perdagangan, dengan alasan bahwa negosiator China hanya ingin perubahan apa pun menguntungkan pihak mereka.
Perubahan nada pada kesepakatan perdagangan dimulai awal bulan ini ketika Trump mengancam untuk pertama kalinya mengakhiri perjanjian perdagangan fase pertama jika China gagal memenuhi janjinya untuk membeli US $ 200 miliar lebih banyak dalam barang dan jasa Amerika.
Baca Juga: Bisnis makin berantakan, Boeing bakal lakukan PHK besar-besaran
China telah meningkatkan pembelian produk pertanian secara signifikan, tetapi pembelian di sektor lain masih jauh dari harapan.