Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump menerima hadiah pesawat Boeing 747-8 dari keluarga kerajaan Qatar. Menurut sumber Reuters, pesawat mewah ini akan digunakan sementara sebagai Air Force One.
Pesawat senilai US$ 400 juta ini menjadi hadiah paling mahal yang pernah diterima pemerintah Amerika Serikat. Setelah masa jabatan Trump berakhir, pesawat itu akan disumbangkan ke perpustakaan kepresidenan Trump.
Trump mengonfirmasi rencana tersebut dalam unggahannya di platform media sosial miliknya, Truth Social, Minggu malam. "Fakta bahwa Departemen Pertahanan menerima HADIAH, GRATIS, sebuah pesawat 747 untuk menggantikan Air Force One yang berusia 40 tahun, secara publik dan transparan, begitu mengganggu Demokrat Korup yang bersikeras agar kita membayar dengan harga tertinggi untuk pesawat tersebut," tulis Trump di media sosial Truth Social.
Baca Juga: Gara-Gara Kebijakan Trump, Toyota Hadapi Ancaman Kerugian Lebih dari Rp 21 Triliun!
Namun, sejumlah tokoh Partai Demokrat dan organisasi pemantau etika pemerintahan menyebut, rencana tersebut tidak etis dan kemungkinan besar melanggar konstitusi. Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, di platform X menulis, "Tidak ada yang lebih mencerminkan 'America First' selain Air Force One yang disponsori oleh Qatar. Ini bukan sekadar suap, tapi pengaruh asing kelas premium dengan ruang kaki ekstra."
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt menyatakan setiap hadiah yang diberikan pemerintah asing selalu diterima dengan mematuhi seluruh hukum yang berlaku. "Pemerintahan Trump berkomitmen pada transparansi penuh," katanya.
Juru bicara pemerintah Qatar, Ali Al-Ansari, mengatakan, transfer pesawat untuk penggunaan sementara sebagai Air Force One masih dalam tahap pertimbangan antara Kementerian Pertahanan Qatar dan Departemen Pertahanan AS. “Belum ada keputusan yang diambil,” tegas dia.
ABC News pertama kali melaporkan rencana ini pada hari Minggu.
Baca Juga: Qatar Beri Trump Pesawat Mewah Senilai Rp 6,6 Triliun, Reaksi Publik AS Terbelah!
Trump sebelumnya mengungkapkan kekesalannya atas keterlambatan pengiriman dua unit 747-8 yang telah dipesan dari Boeing sebagai pengganti Air Force One. Selama masa kepresidenannya, Trump pernah menyepakati jadwal pengiriman dengan Boeing pada 2024. Namun, baru-baru ini pejabat Angkatan Udara AS memberi tahu Kongres bahwa Boeing memperkirakan pesawat tersebut baru bisa selesai pada 2027.
Pada Februari 2025, Trump sempat mengunjungi pesawat Boeing 747-8 milik Qatar yang diparkir di Bandara Internasional Palm Beach, Florida, dekat resor pribadinya di Mar-a-Lago. Saat itu, Gedung Putih menyatakan kunjungan dilakukan untuk memberi gambaran kepada Presiden Trump mengenai konfigurasi pesawat Air Force One yang baru.
Organisasi pemantau etika pemerintahan, Citizens for Responsibility and Ethics yang berbasis di Washington, mempertanyakan legalitas rencana ini. Juru bicara organisasi tersebut, Jordan Libowitz, menyatakan, hal ini bisa saja melanggar larangan konstitusional terhadap pejabat AS menerima hadiah dari pemerintah asing tanpa persetujuan Kongres. “Ini tampak seperti sebuah negara asing yang memiliki hubungan bisnis pribadi dengan presiden memberikan hadiah senilai US$ 400 juta tepat sebelum dia bertemu dengan kepala negara mereka,” ujar dia.
Trump dijadwalkan mengunjungi Qatar dalam rangkaian perjalanannya ke Timur Tengah minggu ini, namun pesawat tersebut tidak akan diberikan atau diterima selama kunjungannya.
Baca Juga: Trump Bakal Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Pangkas Harga Obat Resep
Menurut laporan ABC, tim pengacara dari Gedung Putih dan Departemen Kehakiman telah menyiapkan analisis hukum yang menyatakan menerima pesawat tersebut secara hukum dan konstitusional adalah sah, dengan catatan bahwa nantinya akan diserahkan kepada perpustakaan kepresidenan Trump.