kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sehari setelah kudeta militer, begini kondisi Myanmar


Selasa, 02 Februari 2021 / 05:08 WIB
Sehari setelah kudeta militer, begini kondisi Myanmar
ILUSTRASI. Tentara Myanmar terlihat di dalam Balai Kota di Yangon, Myanmar, Senin (1/2/2021). REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi, yang menang telak 83% dalam pemilihan 8 November, mengatakan bahwa dia meminta masyarakat untuk memprotes pengambilalihan militer.

Akan tetapi, jalan-jalan nampak sepi semalaman setelah pasukan dan polisi anti huru hara mengambil posisi di ibu kota, Naypyitaw, dan pusat perdagangan utama Yangon. Sambungan telepon dan internet terputus.

Banyak masyarakat di Myanmar menyuarakan kemarahan mereka di media sosial.

Baca Juga: Kudeta militer di Myanmar, AS beri peringatan bakal ambil tindakan

Data di Facebook menunjukkan lebih dari 325.000 orang telah menggunakan tagar #SaveMyanmar yang menandakan oposisi terhadap kudeta, dan beberapa orang mengubah gambar profil menjadi hitam untuk menunjukkan kesedihan atau merah mereka untuk mendukung NLD, seringkali dengan potret Suu Kyi yang kini berusia 75 tahun, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 1991.

“Kami sebagai warga negara Myanmar tidak setuju dengan langkah saat ini dan ingin meminta para pemimpin dunia, PBB dan media dunia membantu negara kami - para pemimpin kami - rakyat kami - dari tindakan pahit ini,” kata salah satu pesan yang diposting ulang secara luas seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Ambil alih kekuasaan, berikut pernyataan lengkap militer Myanmar

Empat kelompok pemuda mengutuk kudeta tersebut dan berjanji untuk "berdiri bersama rakyat" tetapi tidak mengumumkan tindakan spesifik.

Sekadar informasi, Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin NLD lainnya "dibawa" pada Senin pagi, kata juru bicara NLD Myo Nyunt kepada Reuters melalui telepon. Kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet mengatakan sedikitnya 45 orang telah ditahan.




TERBARU

[X]
×