kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sekolah Malaysia jadi ajang penyebaran Covid-19, seruan kelas virtual mengemuka lagi


Senin, 26 April 2021 / 06:45 WIB
Sekolah Malaysia jadi ajang penyebaran Covid-19, seruan kelas virtual mengemuka lagi
ILUSTRASI. Hampir 5.000 infeksi Covid-19 di sekolah-sekolah di seluruh Malaysia telah dilaporkan tahun ini. REUTERS/Lim Huey Teng


Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Hampir 5.000 infeksi Covid-19 di sekolah-sekolah seluruh Malaysia telah dilaporkan tahun ini. Hal ini memicu seruan agar pemerintah memberlakukan kembali kebijakan untuk kembali ke kelas virtual. Kondisi ini didorong meningkatnya kekhawatiran orang tua tentang pembelajaran tatap muka di kelas.

Melansir The Straits Times, Ketua Asosiasi Orang Tua-Guru Nasional Assoc Prof Mohd Ali Hassan mengatakan situasinya saat ini mengkhawatirkan.

"Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan harus segera mengambil tindakan dengan menutup sekolah untuk sementara waktu sampai situasinya stabil," katanya kepada Straits Times.

“Kami khawatir penularan bisa menyebar jika protokol keselamatan tidak diikuti saat mengunjungi tempat-tempat umum seperti bazar Ramadhan dan pusat perbelanjaan,” ujarnya.

Baca Juga: Eropa dan Asia dilanda gelombang baru corona, bagaimana dengan Indonesia?

Dia menambahkan, penundaan vaksinasi guru juga membuat mereka rentan tertular virus.

Menurut Menteri Kesehatan Adham Baba, 83 cluster Covid-19 yang melibatkan sektor pendidikan telah tercatat tahun ini, dengan 4.868 infeksi pada 20 April.

"Dari 83 cluster tersebut, 49 cluster yang melibatkan 2.617 kasus masih aktif, sedangkan 34 cluster dengan 2.251 kasus sudah berakhir," kata Adham dalam keterangan resminya, Rabu (21/4).

Baca Juga: Mahathir desak Raja Malaysia cabut kondisi darurat Covid-19

Orang tua juga menyatakan kekhawatiran atas kurangnya transparansi sekolah. Pasalnya, insiden infeksi Covid-19 menyebar dari mulut ke mulut alih-alih dengan pengumuman resmi oleh sekolah atau pihak berwenang.

Anggota parlemen oposisi dan mantan wakil menteri pendidikan Teo Nie Ching minggu lalu (17 April) mempertanyakan mengapa Kementerian Pendidikan tidak menyediakan pembaruan Covid-19 setiap hari yang melibatkan sekolah.

Seiring dengan kurangnya transparansi, kurangnya kejelasan prosedur juga menimbulkan rasa frustrasi di antara para orang tua. Apalagi sekolah dibiarkan tetap buka bahkan setelah kasus terdeteksi.

Baca Juga: Mengenal gejala virus corona, mulai varian asli hingga yang baru, tetap waspada

Menyusul keresahan publik atas masalah tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Mah Hang Soon menyatakan pada Rabu (21 April) bahwa sekolah mana pun dengan satu kasus Covid-19 yang dikonfirmasi akan ditutup selama dua hari.

"Sekolah dengan kasus positif akan ditutup selama dua hari. Sekolah dapat didisinfeksi sepenuhnya, dan guru, siswa, dan orang tua akan memiliki ruang penyangga emosional, yang akan mencegah kepanikan dan kesalahpahaman yang tidak perlu," kata Mah kepada Koran bahasa Mandarin Sin Chew Daily pada Rabu (21 April).

Di Sabah, salah satu sekolah agama di Kota Kinabalu mencatat 72 infeksi.

Di Johor, setidaknya 27 sekolah ditutup minggu ini karena infeksi di antara staf dan siswa, sementara 19 sekolah di Selangor juga ditutup setelah kasus terdeteksi.

Tetapi Teo mengatakan bahwa dia telah menerima setidaknya lima pengaduan pada 21 April di mana sekolah dipastikan memiliki kasus tetapi tidak ditutup.

Selanjutnya: Semua vaksin Covid-19 masih efektif lawan varian baru virus Corona




TERBARU

[X]
×