kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.452.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.205   -60,00   -0,40%
  • IDX 7.642   114,20   1,52%
  • KOMPAS100 1.191   18,71   1,60%
  • LQ45 953   14,44   1,54%
  • ISSI 230   3,47   1,53%
  • IDX30 490   7,75   1,61%
  • IDXHIDIV20 589   10,01   1,73%
  • IDX80 136   1,84   1,38%
  • IDXV30 143   2,16   1,54%
  • IDXQ30 164   2,59   1,61%

Sektor Jasa dan Pabrik Terus Melorot, China Butuh Lebih Banyak Stimulus


Selasa, 01 Oktober 2024 / 06:46 WIB
Sektor Jasa dan Pabrik Terus Melorot, China Butuh Lebih Banyak Stimulus
ILUSTRASI. Beijing akan membutuhkan lebih banyak stimulus untuk mencapai target pertumbuhan 2024 dengan hanya tiga bulan tersisa di tahun ini.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas pabrik di China menyusut selama lima bulan berturut-turut. Selain itu, sektor jasa mengalami perlambatan tajam pada September. Kondisi ini menunjukkan Beijing akan membutuhkan lebih banyak stimulus untuk mencapai target pertumbuhan 2024 dengan hanya tiga bulan tersisa di tahun ini.

Melansir Reuters, Purchasing Managers' Index (PMI) Biro Statistik Nasional (NBS) China yang dirilis pada Senin naik tipis menjadi 49,8 pada September dari 49,1 pada Agustus. 

Angka ini masih di bawah level 50 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi. Akan tetapi mengalahkan perkiraan median 49,5 dalam jajak pendapat Reuters. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Namun, jika dipasangkan dengan survei Caixin sektor swasta yang suram dan PMI jasa yang lemah, data tersebut menunjukkan aktivitas pabrik dan konsumen China tetap menjadi titik lemah bagi para pembuat kebijakan yang mengakui ekonomi menghadapi "masalah baru" dan telah menyerukan stimulus yang lebih kuat.

Padahal, pada minggu lalu, pemerintah China meluncurkan paket stimulus paling agresif sejak pandemi COVID-19, yang membantu saham-saham China membukukan kinerja mingguan terbaik dalam hampir 16 tahun. Pasar saham memperpanjang reli pada hari Senin.

Baca Juga: Stimulus China Berpotensi Angkat Harga Logam Industri, Begini Prospeknya Akhir Tahun

Para ekonom mengatakan, meskipun PMI menunjukkan beberapa titik terang untuk manufaktur, pertanyaan yang lebih besar sekarang adalah apakah pengumuman kebijakan besar minggu lalu, yang mencakup pelonggaran pembatasan properti di kota-kota terbesar di China, akan cukup untuk memulai pemulihan.

"Dari perspektif makro, kebijakan-kebijakan ini tidak begitu penting, karena kota-kota ini hanya menyumbang sebagian kecil dari pasar properti nasional," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management. 

Zhang menambahkan, "Kebijakan utama untuk mengatasi tantangan makro tetaplah fiskal." 

Bank sentral dan regulator keuangan utama pada Minggu malam mengungkap lebih banyak langkah besar untuk membantu pasar perumahan, termasuk arahan bagi bank untuk menurunkan suku bunga hipotek untuk pinjaman rumah yang ada sebelum 31 Oktober.

Analis memperkirakan stimulus dan paket obligasi baru senilai 2 triliun yuan (US$ 285,20 miliar) yang dilaporkan akan cukup untuk memberikan pertumbuhan sesuai target pertumbuhan Beijing sekitar 5%. 

Baca Juga: Pesanan Merosot, Sektor Manufaktur China Jatuh ke Level Kontraksi

Tetapi, negara itu masih perlu mengatasi masalah permintaan yang lemah dan lingkungan perdagangan global yang semakin tidak bersahabat.

Tanda-tanda kelemahan konsumen yang terus-menerus terlihat jelas dalam data yang dirilis Senin dengan PMI layanan resmi turun menjadi 49,9 pada bulan September. Angka ini menunjukkan kontraksi pertama sejak Desember tahun lalu. Sementara itu, PMI layanan Caixin menunjukkan aktivitas di sektor tersebut melambat.

Zhao Qinghe, ahli statistik di NBS, mengatakan penurunan PMI layanan resmi disebabkan oleh berakhirnya puncak perjalanan liburan musim panas dan cuaca ekstrem seperti topan di beberapa wilayah.

Namun, PMI konstruksi resmi melonjak menjadi 50,7 dari 50,6 pada bulan sebelumnya.

Reuters melaporkan pada hari Kamis bahwa 1 triliun yuan yang akan dikumpulkan melalui obligasi khusus akan digunakan untuk meningkatkan subsidi untuk program penggantian barang konsumen dan untuk peningkatan peralatan bisnis.

China juga bermaksud untuk mengumpulkan 1 triliun yuan lagi melalui penerbitan utang khusus yang terpisah untuk membantu pemerintah daerah mengatasi masalah utang mereka.

Para pejabat mengatakan minggu lalu bahwa program tersebut telah meningkatkan penjualan mobil, peralatan rumah tangga, dan produk dekorasi rumah.

Baca Juga: Tinggalkan Indonesia, Asing Mengejar Cuan, Berlayar Menuju China

Karena penurunan properti membebani pemulihan ekonomi yang lebih luas, para pemimpin utama pada pertemuan Politbiro minggu lalu menyerukan upaya untuk menghentikan penurunan di pasar perumahan.

Reuters melaporkan pada hari Jumat, kota-kota besar Shanghai dan Shenzhen berencana untuk mencabut pembatasan pembelian rumah utama dalam beberapa minggu mendatang, bergabung dengan daftar panjang kota-kota kecil yang telah melakukannya. Pada hari Minggu, Guangzhou mencabut semua pembatasan pembelian rumah.

"Perhatian sekarang beralih ke pasar ekuitas, khususnya penjualan dan konsumsi properti selama Golden Week," kata Zhou Hao, kepala ekonom di Guotai Junan International.

Rumah tangga China sedang bersiap untuk memulai liburan Minggu Emas selama tujuh hari, yang dimulai pada hari Selasa.

Selanjutnya: Gunung Everest Alami Pertumbuhan Tidak Normal, Ini Penjelasan Ilmuwan

Menarik Dibaca: 35 Ucapan Hari Batik Nasional sebagai Simbol Kebudayaan dan Kebanggaan




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×