Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas manufaktur Tiongkok atau China menyusut tajam pada September 2024 karena pesanan baru di dalam dan luar negeri merosot, menurunkan kepercayaan pemilik pabrik ke rekor terendah.
Seperti dilansir Reuters, melambatnya manufaktur iongkok ini tercermin dari indeks PMI manufaktur Caixin/S&P Global China yang anjlok menjadi 49,3 pada September 2024, dari 50,4 di bulan sebelumnya. Angka ini meleset dari perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters sebesar 50,5. Angka tersebut menandai yang terendah sejak Juli tahun lalu.
Pemerintah Tiongkok meluncurkan stimulus agresif minggu lalu, menurunkan suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan, karena Beijing berusaha menarik kembali pertumbuhan ekonomi ke target tahun ini sekitar 5%.
Dalam pertemuan Politbiro September 2024 yang tidak biasa yang difokuskan pada isu-isu ekonomi makro minggu lalu, para pemimpin tertinggi Tiongkok mengakui ekonomi menghadapi "masalah baru" dan menyerukan kebijakan baru untuk lebih "kuat" merangsang pertumbuhan.
Baca Juga: Aktivitas Jasa Tiongkok Melambat
Meskipun produksi meningkat selama 11 bulan berturut-turut pada bulan September, pesanan baru turun secara signifikan dari kenaikan bulan Agustus. Subindeks pesanan baru adalah yang terendah dalam dua tahun.
Meskipun ekspor telah menjadi titik terang bagi perekonomian, pesanan baru dari luar negeri menurun pada laju tercepat sejak Agustus tahun lalu. Produsen Tiongkok mengatakan bahwa penurunan permintaan luar negeri menyebabkan penurunan pesanan ekspor.
Amerika Serikat telah menerapkan kenaikan tarif yang tajam pada produk-produk Tiongkok, termasuk kendaraan listrik (EV) dan Uni Eropa diperkirakan akan segera membuat keputusan akhir tentang potensi tarif EV.
Keyakinan secara keseluruhan dipengaruhi oleh kekhawatiran atas prospek perdagangan global. Optimisme produsen merosot ke level terendah kedua sejak pengumpulan data dimulai pada April 2012. Keyakinan mencapai titik terendah pada Juni 2019 selama perdagangan Tiongkok-AS di bawah pemerintahan Trump.
Perlambatan permintaan menyebabkan penurunan harga input rata-rata, yang selanjutnya berkontribusi pada penurunan biaya pada September. Biaya ekspor juga mereda karena persaingan semakin ketat.
Baca Juga: Stimulus China Tiba, Target Pertumbuhan Bakal Mudah Dikejar
Perusahaan juga mengurangi jumlah karyawan di tengah berkurangnya beban kerja dan kekhawatiran biaya. Tingkat pemutusan hubungan kerja adalah yang tercepat dalam lima bulan.
Survei Caixin diyakini mencakup perusahaan kecil yang berorientasi ekspor.