Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - PARIS. Fiat Chrysler Automobiles NV (FCA) dan Renault tengah mencari cara untuk membuka peluang potensi merger yang sempat gagal akibat situasi politik di Prancis tidak mendukung. Kesepakatan ini juga untuk mengamankan kemitraan strategis dengan produsen mobil asal Prancis, Nissan Motor Co Ltd.
Nissan siap untuk mendesak Renault untuk segera mengurangi 43,4% kepemilikan sahamnya di perusahaan Jepang sebagai imbalan dalam mendukung penyatuan FCA-Renault.
Namun upaya penyatuan itu cukup sulit karena dinilai begitu rumit dan masuknya kepentingan politik dalam kesepakatan itu. Ketua FCA John Elkann mendadak membatalkan tawaran mergernya sebesar US$ 35 miliar pada 6 Juni 2019 lalu setelah pemerintah Prancis, sebagai pemegang saham terbesar Renault menutup suara anggota dewan dan tengah mencari dukungan untuk memenangkan kesepakatan dengan Nissan.
Pemerintah Prancis disalahkan atas kegagalan aksi merger tersebut sehingga kedua perusahaan tidak memiliki kesempatan untuk mendirikan produsen mobil terbesar ketiga di dunia dengan nilai € 5 miliar (US$ 5,6 miliar).
Hubungan Renault dengan Nissan telah menjadi sorotan sejak penangkapan mantan ketua aliansi Nissan-Renault dan Mitshubishi Charlos Ghosn pada November 2019 lalu atas dugaan penyalahgunaan uang perusahaan.
Salah satu penasihat senior Elkann, Toby Myerson akan berada di markas besar Nissan di Yokohama pada Senin depan untuk melakukan pembicaraan dengan pihak manajemen. CEO Nissan Hiroto Saikawa kemungkinan akan hadir.
Pertemuan itu terjadi di tengah ketegangan yang memuncak sehingga dapat menghalangi kompromi, setelah ketua aliansi Jean-Dominique Senard memperingatkan Saikawa bahwa Renault siap untuk menutup kemungkinan adanya reformasi tata kelola di Nissan di tengah perselisihan komite dewan.
Meski ketegangan yang meningkat tapi peluang negosiasi diperkirakan dapat menemukan terobosan baru karena potensi bisnis FCA-Renault terbukti sulit diabaikan.
Saikawa menyatakan kepemilikan saham aliansi perlu adanya penyeimbangan kembali untuk melihat bisnis Nissan sambil mendesak adanya pengurangan saham Renault sebagai bagian dari perjanjian di mana 15% saham Nissan di Renault adalah pemegang saham tidak memiliki hak suara.
"Jika FCA mengharapkan semacam negosiasi, mereka harus mengantisipasi permintaan itu," kata Saikawa.
Elkann dan Senard akan terus maju dalam kesepakatan merger ini dan akan melakukan pembicaraan secara formal mengenai absennya Nissan.
Mereka meyakini bahwa kesepakatan ekonomi ini akan memaksa untuk mengikuti dan bekerjasama, kata sumber yang dekat dengan anggota dewan Renault.