Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Presiden AS Barack Obama pada Sabtu (31/8) kemarin mengatakan akan meminta persetujuan dari Kongres AS sebelum melakukan penyerangan militer terhadap rezim Suriah. Seperti yang diketahui, pemerintah Suriah diduga telah menggunakan senjata kimia dalam pembunuhan massal yang menewaskan 1.429 jiwa.
Berdasarkan sumber NBC News, Obama mengambil keputusan yang mengejutkan saat berjalan bersama dengan Kepala Staf-nya Denis McDonough pada Jumat malam. Keputusan itu diambil hanya berselang satu jam setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengemukakan alasan kuat bagi AS untuk menyerang Suriah.
Sumber tersebut juga mengungkapkan, setelah berjalan-jalan di sekitar South Lawn, Obama memanggil para pembantu seniornya dan memimpin pertemuan pada Jumat malam dan Sabtu pagi.
Pada Sabtu kemarin, Obama menekankan bawa pasukan militer Amerika di Laut Mediterania sudah siap menyerang kapan saja.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami mendengar dari beberapa anggota Kongres yang ingin suara mereka didengar. Saya sangat setuju sekali," jelasnya.
Sesaat setelah dirilisnya pernyataan Obama, pasukan militer Suriah kembali memulai serangan ke daerah pinggiran kota Damaskus yang dikuasai pemberontak, setelah dihentikan selama beberapa jam.
Dalam pernyataannya, Obama mengutuk rezim Assad, dengan mendeskripsikan bahwa serangan dengan menggunakan senjata kimia merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang menimbulkan bahaya serius bagi warga dunia. Sebelumnya dia mengatakan bahwa penggunaan senjata kimia merupakan garis merah yang tidak boleh dilanggar Assad.
Obama juga menegaskan, setiap serangan militer akan dilakukan dalam jangka waktu terbatas dan di daerah tertentu.
Sebelum mengatakan dirinya akan mencari persetujuan dari Kongres, Presiden menegaskan bahwa, "Kkami sudah siap menyerang kapanpun kami memilih untuk menyerang." Serangan tersebut akan efektif mulai besok atau satu bulan dari sekarang.
Di sisi lain, banyak kelompok pemberontak di Suriah menyatakan pendapat senada denga kelompok oposisi. Mereka kecewa dengan adanya penundaan intervensi militer internasional. Salah satu pemimpin kelompok pemberontak mengatakan, "Presiden Obama mengirim pesan yang kontradiksi. Dia berjanji untuk membantu, dan sekarang dia menjanjikan penundaan. Jika Kongres AS menentang serangan militer, artinya warga AS tidak mau membantu warga Suriah."