Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Komite Perlawanan Populer Palestina (PRC), sebuah kelompok bersenjata yang memerangi Israel bersama Hamas di Gaza, mengatakan keterlibatan Iran dapat meningkatkan perjuangan Palestina, dan mengatakan bahwa bagi Israel hal itu adalah “paku terakhir di peti matinya.”
Jihad Islam, yang seperti Hamas menerima dukungan finansial dan militer dari Iran, membela serangan Iran dan mengutuk negara-negara yang dikatakan bertindak sebagai “perisai pelindung” bagi Israel.
Tidak semua orang mendukung. Sebagian warga Palestina memandang serangan itu sebagai upaya Iran semata-mata untuk menjaga martabatnya.
“Tirai yang diturunkan di teater yang menyelamatkan muka… Rakyat Palestina adalah satu-satunya yang menanggung akibatnya dengan darah dan daging mereka,” tulis Munir al-Gaghoub, seorang warga Tepi Barat yang diduduki Israel, dalam pernyataannya di halaman Facebook.
Beberapa orang lain di media sosial mengatakan mereka yakin serangan itu disepakati dengan AS agar tidak menimbulkan bahaya, merujuk pada waktu yang dibutuhkan drone Iran untuk mendekati Israel, dan mengatakan bahwa hal ini memberi Israel banyak waktu untuk menembak jatuh mereka.
Baca Juga: Khawatir Konflik Meluas Usai Iran Serang Israel, Pemimpin G7 Langsung Rapat
Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan militernya di Jalur Gaza, menewaskan 43 warga Palestina dan melukai 62 lainnya dalam 24 jam terakhir, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Dalam insiden terbaru, seorang wanita Palestina tewas dan 23 lainnya terluka ketika pasukan Israel menembaki puluhan orang yang mencoba menyeberang kembali ke wilayah utara Gaza dari selatan, kata petugas medis dan warga. Belum ada komentar langsung dari Israel mengenai kematian wanita tersebut.