Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Hyundai Motor Co. pada Selasa (8/2) mengumumkan, siap kembali bersaing di Jepang setelah 12 tahun lalu angkat kaki karena gagal bersaing. Pasar mobil listrik akan menjadi target utama pabrikan asal Korea Selatan ini.
Dilansir dari Reuters, Hyundai mengatakan, akan menjual mobil listrik sel bahan bakar hidrogen, Nexo SUV, dan mobil listrik (EV) crossover menengah, Ioniq 5.
Ioniq 5 merupakan senjata utama Hyundai yang menargetkan bisa merebut 10% pangsa pasar mobil EV global pada tahun 2025.
"Kami belum menetapkan target penjualan, tetapi kami akan mencoba memberikan informasi lebih lanjut setelah kami mulai menerima pesanan online pada Mei," kata Chairman Hyundai Mobility Jepang Shigeaki Kato saat melakukan presentasi di Tokyo.
Baca Juga: Melanggar Aturan Emisi Korsel, Mercedes Harus Bayar Denda US$ 16,9 juta
Melalui pesan video, CEO Hyundai Jaehoon Chang meminta maaf atas kepergian perusahaannya 12 tahun lalu dari Jepang. Dia menambahkan, hanya ada 600 mobil Hyundai yang masih mengaspal di Jepang saat ini.
Hyundai pertama kali mencoba peruntungan di Jepang pada 2001. Setelah hanya berhasil menjual 15.000 unit kendaraan hingga 2009, Hyundai secara resmi angkat kaki dari Jepang.
Kato menjelaskan, kali ini Hyundai akan fokus pada penjualan online dan bermitra dengan layanan berbagi mobil yang dioperasikan oleh perusahaan digital DeNA Co. dan perusahaan asuransi Sompo Holdings.
Melalui kolaborasi tersebut, Hyundai akan memungkinkan konsumen untuk menyewakan kendaraan mereka.
Baca Juga: Penjualan Naik 10% Tahun Lalu, Toyota Sukses Jadi Penjual Mobil Nomor Satu Dunia
Setelah ini pun, Hyundai harus berusaha keras menyaingi perusahaan lokal, Toyota Motor, yang masih menguasai pasar mobil listrik di Jepang.
Reuters mencatat, dari lima juta mobil yang dijual di Jepang setiap tahun, sekitar sembilan per sepuluh adalah merek Jepang. Toyota Motor menguasai sekitar 40% pangsa pasar.
Tingginya permintaan akan EV akan dimanfaatkan dengan baik oleh Hyundai. Namun, Hyundai masih harus mengawasi pemain unggulan lain seperti Tesla, serta Volkswagen AG dan Stellantis yang juga mulai masuk ke pasar yang sama.
Di Jepang, data Asosiasi Importir Mobil Jepang (JAIA) menunjukkan, hanya ada sekitar 20.000 EV yang terjual tahun lalu. Pasar EV terbilang tumbuh pesat di Jepang, bahkan ketika penjualan mobil secara umum mengalami penurunan.