kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Setelah Pfizer, WHO beri izin penggunaan darurat vaksin virus corona AstraZeneca


Selasa, 16 Februari 2021 / 16:01 WIB
 Setelah Pfizer, WHO beri izin penggunaan darurat vaksin virus corona AstraZeneca
ILUSTRASI. Vaksin virus corona AstraZeneca/Oxford terlihat di Basingstoke Fire Station di Basingstoke, Inggris, 4 Februari 2021. REUTERS/Peter Cziborra


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (15/1), mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk dua versi vaksin virus corona buatan AstraZeneca/Oxford, memberikan lampu hijau untuk vaksin ini meluncur secara global melalui COVAX. 

Vaksin tersebut hasil kongsi AstraZeneca dan SKBio dari Korea Selatan serta AstraZeneca dan SKBio dan Serum Institute of India.

Sebelumnya, WHO mendaftarkan vaksin Pfizer/BioNTech untuk penggunaan darurat pada 31 Desember 2020 lalu.

Daftar Penggunaan Darurat (EUL) WHO menilai kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin virus corona, serta merupakan prasyarat untuk bergabung dalam pasokan vaksin Fasilitas COVAX. 

EUL WHO juga memungkinkan negara untuk mempercepat persetujuan peraturan mereka sendiri untuk mengimpor dan mengelola vaksin virus corona.

Baca Juga: Palestina menuduh Israel telah memblokir vaksin COVID-19 ke Gaza

“Negara-negara yang tidak memiliki akses ke vaksin hingga saat ini akhirnya akan bisa memulai vaksinasi pekerja kesehatan dan populasi mereka yang berisiko, berkontribusi pada tujuan Fasilitas COVAX yaitu distribusi vaksin yang adil,” kata Dr Mariângela Simão, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses Obat-obatan dan Produk Kesehatan.

"Tapi, kita harus terus menekan untuk memenuhi kebutuhan populasi prioritas di mana pun dan memfasilitasi akses global. Untuk melakukan itu, kami memerlukan dua hal, peningkatan kapasitas produksi dan pengajuan vaksin mereka lebih awal untuk ditinjau WHO,” ujarnya di laman resmi WHO.

Proses EUL WHO bisa berjalan dengan cepat ketika pengembang vaksin virus corona mengirimkan data lengkap yang dibutuhkan lembaga di bawah naungan PBB itu secara tepat waktu. 

Setelah data tersebut diserahkan, WHO bisa dengan cepat mengumpulkan tim evaluasi dan regulator dari seluruh dunia untuk menilai informasi tersebut. Dan, bila perlu, melakukan inspeksi ke lokasi produksi.

Untuk dua vaksin AstraZeneca/Oxford, WHO menilai data kualitas, keamanan, dan kemanjuran, serta rencana manajemen risiko dan kesesuaian program, seperti persyaratan rantai dingin. Prosesnya memakan waktu kurang dari empat minggu.

Selanjutnya: Tambah 23 juta vaksin, Korea Selatan sudah amankan 56 juta vaksin Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×