Sumber: New Trader U | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Robert Kiyosaki, penulis buku terlaris Rich Dad Poor Dad, membangun kariernya menantang kebijaksanaan finansial konvensional yang membuat kelas menengah terjebak dalam stagnasi perekonomian. Perspektif kontroversialnya memicu perdebatan di seluruh dunia.
Prinsip dasarnya: “Orang miskin dan kelas menengah bekerja untuk uang. Orang kaya membuat uang bekerja untuk mereka.”
Filosofi ini menjadi dasar pemahaman mengapa beberapa pembelian dan cara kelas menengah membelanjakan uang menghambat pembangunan kekayaan.
Melansir New Trader U, berikut lima barang yang harus disetop pembeliannya oleh kelas menengah menurut Kiyosaki:
1. Berhenti Membeli Rumah Impian Terlalu Besar
Kiyosaki menantang pilar American Dream: kepemilikan rumah sebagai cara membangun kekayaan. Menurutnya, rumah utama Anda bukan aset, melainkan kewajiban.
Uang yang dibayarkan untuk hipotek mengalir ke bank, pajak properti ke pemerintah, dan biaya perawatan serta utilitas menguras uang Anda. Bahkan jika rumah Anda naik nilai, keuntungan itu bersifat paper gain dan tidak menghasilkan arus kas bulanan kecuali dijual atau direfinancing.
Baca Juga: Ini Ramalan Terbaru Robert Kiyosaki Terkait Harga Perak
Kiyosaki menyarankan memprioritaskan properti yang menghasilkan pendapatan (rental) terlebih dahulu. Dengan cara ini, uang yang diinvestasikan bisa menghasilkan arus kas bulanan, baru kemudian membeli rumah sesuai kemampuan aset.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Beberkan 2 Alasan Utama Mengapa Perak Jadi Investasi Terbaik Saat Ini
2. Berhenti Membeli Mobil Mahal dan Barang Konsumsi yang Menguras Kekayaan
Kelas menengah sering salah kaprah, menganggap kepemilikan barang mewah sama dengan membangun kekayaan. Mobil mahal, perahu, gadget terbaru, atau barang bermerek memberikan kepuasan sementara tapi menguras masa depan finansial.
Orang kaya biasanya memilih kendaraan sederhana namun andal dan mengarahkan uang mereka ke investasi yang menghasilkan pendapatan. Perbedaan antara mobil bekas andal dan mobil mewah bisa digunakan untuk investasi di saham, obligasi, atau peluang bisnis.
3. Berhenti Membeli Pendidikan Perguruan Tinggi Mahal Tanpa Imbal Hasil Finansial
Kiyosaki menekankan bahwa aset paling kuat adalah pikiran kita. Pendidikan formal seringkali mahal tapi minim literasi finansial. Lulusan membawa utang kuliah tanpa pengetahuan dasar investasi, pajak, atau pengelolaan kas.
Baca Juga: Kiyosaki: Dukungan Buffett Terhadap Emas dan Perak Jadi Sinyal Bahaya Pasar Saham
Ia mendorong pendidikan finansial mandiri: buku, seminar, mentorship, dan pengalaman praktis, yang lebih murah dan langsung bisa diterapkan. Pendidikan formal tetap berguna jika benar-benar meningkatkan potensi penghasilan.