kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Siap-Siap! P&G Berencana Naikkan Harga Produk Akibat Dampak Tarif Trump


Jumat, 25 April 2025 / 15:54 WIB
Siap-Siap! P&G Berencana Naikkan Harga Produk Akibat Dampak Tarif Trump
ILUSTRASI. Produk-produk Procter & Gamble: Produk perawatan rambut Head & Shoulders dari PRocter & Gamble. KONTAN/BAihaki/4/1/2018


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Procter & Gamble (P&G), pembuat merek terkenal seperti Pampers dan Tide, mengumumkan rencananya untuk menaikkan harga beberapa produknya guna menutupi dampak biaya dari tarif perdagangan yang tinggi serta memperbarui proyeksi tahunan mereka.

Kenaikan harga ini diambil setelah konsumen dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi yang menyebabkan pengurangan pengeluaran.

Tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, telah mengganggu pasar global dan meningkatkan kekhawatiran akan potensi resesi di Amerika Serikat (AS), pasar terbesar P&G.

Baca Juga: Dari Mesin Jet ke Vaksin, China Mulai Bebaskan Tarif Impor AS

Produk-produk P&G seperti deterjen Tide menjadi bagian dari barang-barang yang terdampak oleh kebijakan tarif ini.

"Kami harus menarik setiap langkah yang kami miliki untuk mengurangi dampak tarif dalam struktur biaya dan laporan laba rugi kami," kata CFO P&G, Andre Schulten Kamis (24/4).

Peningkatan harga dan pemotongan biaya menjadi dua langkah utama yang akan diambil, sementara perubahan sumber bahan baku dari China dianggap rumit dan tidak memungkinkan dilakukan dalam waktu singkat, terutama karena keterbatasan pilihan yang ada.

Harga saham P&G anjlok hampir 5% pada perdagangan siang hari setelah perusahaan melaporkan penurunan pendapatan kuartal ketiga yang lebih besar dari yang diperkirakan.

P&G mengimpor bahan baku, kemasan, dan beberapa produk jadi dari China, meskipun sekitar 90% dari produk yang dijual dihasilkan secara domestik.

Baca Juga: Safran: China Bebaskan Tarif Impor untuk Mesin Jet dan Suku Cadang Pesawat

China menyumbang lebih dari 10% dari total eksposur impor P&G, namun tarif yang tinggi sebesar 145% menyebabkan dampak yang signifikan.

P&G memperkirakan kerugian tahunan akibat tarif ini akan berkisar antara US$1 miliar hingga US$1,5 miliar, sementara biaya barang yang dijual pada 2024 tercatat sebesar US$40,85 miliar.

Dengan menurunnya sentimen konsumen di AS dan gangguan yang terjadi pada rantai pasokan global, sejumlah perusahaan lain juga telah mengurangi atau menarik proyeksi tahunan mereka.

P&G, yang menjadi indikator permintaan barang konsumen, melaporkan penurunan pengeluaran konsumen di AS pada bulan Februari dan Maret.

Saat ini, P&G memprediksi total penjualan bersih untuk 2025 akan hampir setara dengan tahun sebelumnya, berbeda dengan target awal yang memperkirakan pertumbuhan 2% hingga 4%.

Baca Juga: Mulai Luluh, China Akan Bebaskan Tarif Sebagian Barang Impor AS

P&G berencana untuk menjual produk baru dengan harga yang lebih tinggi dan menaikkan harga beberapa produk yang sudah ada, sembari terus berinovasi dengan produk baru seperti pasta gigi pemutih Crest dan pod deterjen Tide Evo.

Meskipun dalam beberapa tahun terakhir P&G telah menaikkan harga secara signifikan, mereka menyadari pentingnya menyesuaikan harga dengan tepat agar tidak memengaruhi permintaan konsumen.

Schulten mengatakan bahwa masih terlalu awal untuk memprediksi seberapa besar kenaikan harga yang akan dilakukan P&G, dan mereka sekarang tengah merencanakan tahun fiskal mereka yang dimulai pada bulan Juli.

Keputusan mengenai harga akan dibuat dengan mempertimbangkan mitra ritel mereka seperti Walmart, Target, dan Amazon.

Sementara itu, pesaing P&G seperti Reckitt dan Kimberly-Clark melaporkan penurunan volume penjualan di Eropa dan Amerika Utara, serta pemotongan proyeksi laba tahunan mereka.

Baca Juga: Bos Unilever (UNVR) Buka Suara Soal Dampak Tarif Trump Terhadap Kinerja Perusahaan

Berbeda dengan P&G, perusahaan besar lain seperti Nestle dan Unilever berhasil melampaui ekspektasi penjualan kuartalan mereka, berkat kenaikan harga pada bisnis makanan kemasan Nestle dan produk-produk unggulan Unilever seperti sabun Dove dan Vaseline.

P&G kini memperkirakan laba inti per saham tahunan mereka berada di kisaran US$6,72 hingga US$6,82, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang berkisar antara US$6,91 hingga US$7,05.

Pendapatan bersih kuartal ketiga P&G turun 2% menjadi US$19,78 miliar, sementara laba per saham yang disesuaikan tercatat sebesar US$1,54, sedikit lebih tinggi dari perkiraan.

Selanjutnya: Ingin Berbagi Jaringan? Ini Cara Melihat Password WiFi di Laptop Macbook dan Windows

Menarik Dibaca: 13 Ide Dekorasi Kamar Tidur Kecil yang Super Stylish dan Bikin Ruang Lebih Luas



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×