Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi raksasa dunia seperti Meta, Microsoft, Google, dan Apple kini berlomba-lomba memperkuat tim kecerdasan buatan (AI) mereka.
Persaingan untuk memimpin dalam inovasi AI semakin intens, dan Meta tampaknya menjadi yang paling agresif dalam merekrut talenta terbaik di industri ini.
Langkah paling mencolok dilakukan Meta dengan menunjuk Alexandr Wang sebagai Chief AI Officer sekaligus arsitek utama proyek superintelligence mereka. Penunjukan ini menandai langkah strategis Meta untuk mempercepat pengembangan teknologi AI tingkat lanjut.
Investasi Besar Meta dan Lahirnya Meta Superintelligence Labs
Mengutip financialexpress, Alexandr Wang direkrut oleh Meta pada awal tahun ini untuk memperkuat program superintelligence perusahaan. CEO Meta Mark Zuckerberg bahkan melakukan investasi fantastis senilai US$14,3 miliar ke perusahaan rintisan Wang, Scale AI, guna memperdalam kolaborasi tersebut.
Baca Juga: Meta Luncurkan Kacamata Pintar dengan Layar Display, Bidik Era ‘Superintelligence’
Kini, Wang memimpin tim yang terdiri dari para pakar industri ternama di bawah payung organisasi baru bernama Meta Superintelligence Labs.
Di bawah kepemimpinannya, seluruh divisi penelitian dan pengembangan AI Meta disatukan untuk berfokus pada satu tujuan utama: mencapai superintelligence, atau kecerdasan buatan tingkat manusia (AGI).
Awal Perjalanan Alexandr Wang
Perjalanan Alexandr Wang dalam dunia teknologi dimulai sejak usia muda. Pada tahun 2016, saat baru berusia 19 tahun, Wang bersama rekannya Lucy Guo mendirikan startup Scale AI.
Keduanya memulai usaha tersebut dari nol, bahkan harus tidur di kasur udara saat mengikuti program akselerator startup. Kerja keras mereka terbayar ketika Scale AI (dahulu dikenal sebagai Scaler AI) menarik perhatian besar di industri teknologi karena kemampuannya menyediakan data pelatihan dalam skala besar untuk sistem AI.
Sejak saat itu, nama Wang melejit, dan Scale AI menjadi pemain penting dalam ekosistem kecerdasan buatan global, memaksa banyak perusahaan teknologi besar untuk meninjau kembali strategi AI mereka.
Restrukturisasi Besar Meta AI
Sebagai langkah awal, Alexandr Wang langsung melakukan restrukturisasi besar-besaran di dalam organisasi AI Meta. Berdasarkan laporan Bloomberg, Wang membagi divisi AI menjadi empat kelompok utama untuk memperkuat fokus riset dan efisiensi kerja.
Dalam memo internal yang dibagikan kepada karyawan, Wang menulis:
“Superintelligence sedang datang. Untuk menyikapinya dengan serius, kita harus menata organisasi berdasarkan tiga area penting—riset, produk, dan infrastruktur.”
Baca Juga: Meta Gandeng Midjourney untuk Kembangkan Teknologi AI Visual
Langkah ini mencerminkan visinya untuk menjadikan Meta sebagai pemimpin global dalam pengembangan AI tingkat lanjut.
Tentang Alexandr Wang dan Scale AI
Lahir di New Mexico dari orang tua imigran asal Tiongkok yang bekerja sebagai fisikawan, Alexandr Wang keluar dari MIT untuk mendirikan Scale AI. Keputusannya itu terbukti tepat—pada usia dua puluhan, ia sudah menjadi miliarder muda dengan pengaruh besar di Silicon Valley.
Wang dikenal memiliki hubungan dekat dengan sejumlah tokoh penting di dunia teknologi dan pemerintahan AS, termasuk Sam Altman dari OpenAI dan beberapa anggota Kongres AS.
Didirikan pada 2016, Scale AI berperan penting dalam menyediakan data berlabel dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk melatih model AI canggih. Perusahaan ini mengelola ribuan pekerja lepas melalui platform seperti Rotasks dan Outlier.
Pada Mei 2024, valuasi Scale AI mencapai hampir US$14 miliar, dengan dukungan dari investor besar seperti Nvidia, Amazon, dan Meta.