Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Lamgiat Siringoringo
Asal tahu saja, skandal Wirecard mencuat hanya sepekan setelah auditor mereka yaitu EY menolak untuk menandatangani laporan keuangan 2019 lantaran perusahaan merekayasa kas senilai US$ 2,1 miliar di dalam laporan yang sebenarnya tak pernah dimiilikinya. Hanya berselang tujuh hari, pasca E&Y menolakan laporan keuangan Wirecard 2019, Kepala Eksekutif Wirecard Markus Braun harus mengakui bahwa Wirecard tak pernah memiliki dana sebesar US$ 2,1 miliar dalam neracanya.
Wirecard, Kamis (25/6) kemarin juga dinyatakan bangkrut akibat skandal fraud yang dilakukannya. Mereka kini mesti menunaikan kewajiban utangnya sneilai US$ 4 miliar kepada para krediturnya.
Melansir Reuters, Jumat (26/6) dalam perkara kepailitan yang diajukan Wirecard di Pengadilan Munich mereka mengatakan dengan utang US$ 1,3 miliar Euro atau setara US$ 1,5 miliar yang jatuh tempo minggu ini perusahaan tak bisa melanjutkan operasionalnya.
Meski demikian, sumber Reuters bilang ada sedikit kans bagi para kreditur buat dapat pengembalian dananya hingga 3,5 miliar Euro. Wirecard disebutnya telah mengajukan pinjaman 1,75 miliar Euro dan menerbitkan Obligasi senilai 500 juta Euro.
“Uangnya sudah hilang, kami mungkin bisa mendapat sedikit pengembalian dalam beberapa tahun ke depan namun akan menghapus pinjaman saat ini, ujar seorang bankir.