Sumber: Yahoo Finance,Bloomberg | Editor: Noverius Laoli
Selama masa jabatannya sebagai CEO Cadence (2009–2021), sahamnya meningkat lebih dari 4.000%. Tan menjual saham lebih dari US$ 575 juta hingga akhir 2023, dan saat ini masih memegang 1,5 juta saham senilai sekitar US$ 500 juta.
Ia mengaku hanya tidur empat hingga lima jam per malam, memandang peran ganda di Cadence dan Walden sebagai sinergis untuk pendidikan dan pengalaman investasinya.
Tan mengundurkan diri sebagai CEO Cadence pada 2021, menjadi ketua eksekutif dua tahun berikutnya, lalu bergabung ke dewan Intel hingga keluar pada Agustus 2024 akibat perselisihan strategi perusahaan.
Baca Juga: Utang Jatuh Tempo Pemerintah Tertinggi Capai Rp 178,9 T, Pasar Keuangan Aman?
Pada Maret, ia diangkat kembali sebagai CEO Intel, dengan tanggung jawab menghidupkan kembali perusahaan yang menghadapi tantangan migrasi komputasi ke ponsel pintar dan peran AI yang semakin penting.
Saat ini, Tan memiliki sekitar 1,2 juta lembar saham Intel, 99% diperoleh setelah ia menjadi CEO. Paket gajinya meliputi gaji US$ 1 juta, bonus berbasis kinerja 200%, serta penghargaan ekuitas dan opsi saham senilai US$ 66 juta.
“Amerika Serikat telah menjadi rumah saya selama lebih dari 40 tahun,” tulis Tan kepada karyawan setelah Trump meminta pengunduran dirinya.
“Saya mencintai negara ini dan sangat bersyukur atas kesempatan yang telah diberikannya kepada saya.”