Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Produsen mobil asal China, BYD, menganggap Spanyol sebagai kandidat utama untuk pabrik mobil ketiga yang melayani pasar Eropa, menurut dua sumber yang mengetahui hal tersebut kepada Reuters, seiring perusahaan tersebut berupaya meningkatkan penjualan di benua tersebut.
Mengutip Reuters, Selasa (14/10/2025), pabrik perakitan BYD, yang bergabung dengan dua pabrik lain yang direncanakan di Hongaria dan Turki, akan menjadi dorongan signifikan bagi produsen mobil yang bersaing dengan Tesla ini, dan juga akan memperkuat tujuan Spanyol untuk menjadi pusat utama produksi kendaraan listrik.
Salah satu sumber mengatakan Spanyol diunggulkan oleh BYD karena biaya produksinya yang relatif rendah dan jaringan energi bersihnya.
Baca Juga: BYD Seal 05 DM-i 2026 Rilis di China, Mampu Melaju Hingga 2.000 km
Meskipun diketahui bahwa BYD sedang mencari pabrik ketiga untuk melayani pasar Eropa, kemunculan Spanyol sebagai kandidat terdepan belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Perlu Persetujuan di China
Manajer BYD untuk Spanyol dan Portugal, Alberto De Aza, mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa Spanyol akan menjadi lokasi yang ideal untuk perluasan lebih lanjut jejak manufaktur BYD di Eropa karena infrastruktur industrinya dan listrik yang murah.
Sumber ketiga memperingatkan bahwa perusahaan belum menyampaikan keputusan akhir apa pun dan masih mempertimbangkan negara lain selain Spanyol.
Keputusan akhir mengenai pabrik tersebut, yang seharusnya diambil sebelum akhir tahun, perlu disetujui oleh regulator China.
Baca Juga: Pertama Kali Sejak 2020, Penjualan Kuartalan BYD Turun di Kuartal III 2025
Reuters melaporkan pada bulan Maret bahwa BYD telah mempertimbangkan negara lain termasuk Jerman, meskipun hal itu masih diperdebatkan secara internal karena tingginya biaya tenaga kerja dan energi.
Kementerian Perindustrian Spanyol dan BYD menolak berkomentar.
BYD Akan Memproduksi Mobil di Eropa
Penjualan BYD di Eropa melonjak 280% dalam delapan bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 setelah produsen mobil tersebut mulai menjual mobil hibrida plug-in serta mobil listrik sepenuhnya.
Reuters melaporkan pada bulan April bahwa BYD telah merombak operasinya di Eropa untuk meningkatkan penjualan dengan merekrut lebih banyak manajer dan menambah dealer.
Hubungan diplomatik dan bisnis antara Spanyol dan China telah menghangat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun lalu, Spanyol abstain dalam pemungutan suara Uni Eropa tentang tarif kendaraan listrik buatan China.
Pemerintah China secara diam-diam menginstruksikan para produsen mobil untuk menghentikan investasi di negara-negara Eropa yang mendukung tarif tersebut, Reuters melaporkan tahun lalu. Jerman memberikan suara menentang tarif tersebut.
Baca Juga: Ekspor Mobil Listrik BYD Diproyeksi Sumbang 20% Penjualan Global Tahun Depan
Spanyol, negara produsen mobil terbesar kedua di Eropa, telah menarik investasi besar, termasuk dari Volkswagen Jerman dan Chery serta CATL China, sejak mengumumkan rencana senilai 5 miliar euro (US$ 5,8 miliar) pada tahun 2020 untuk menarik manufaktur kendaraan listrik dan baterai menggunakan dana bantuan pandemi Uni Eropa.
BYD menargetkan untuk memproduksi semua kendaraan listrik yang dijual di Eropa secara lokal dalam waktu tiga tahun, yang akan membantunya menghindari tarif Uni Eropa.
Pabrik yang direncanakan di Hongaria saat ini sedang dibangun, meskipun beberapa sumber mengatakan kepada Reuters pada bulan Juli bahwa BYD telah menunda jadwal produksi massal di pabrik tersebut hingga tahun depan. Pabriknya di Turki dijadwalkan dibuka pada tahun 2026.
(US$1 = 0,8618 euro)