Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Pemerintah India meminta State Bank of india (SBI) memimpin konsorsium dalam aksi akuisisi YES Bank. Melansir India Times, Kamis (5/3) dalam waktu dekat pemerintah India akan mengumumkan hal ini secara resmi.
SBI sendiri diberi keleluasaan oleh pemerintah untuk memilih anggota konsorsiumnya. Akibat rencana ini, nilai saham YES Bank tercatat melonjak 9,56% menjadi Rs 32,10. Adapun saham SBI tercatat merosot 3,01% menjadi Rs 276,70.
Baca Juga: Kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Jepang ditunda karena virus corona
“Meskipun ada lonjakan harga YES Bank, dan sebaliknya reaksi negatif kepada saham SBI, investor ritel perlu berhati-hati. Hal pening yang mesti diperhatikan adalah persentase dilusi ekuitas dengan mempertimbangkan konversi obligasi yang dirilis Yes Bank,” kata Kepala Riset IIFL Securities Abhimanyu Sofat.
Awal Januari lalu Chairman YES Bank menyatakan masih yakin ada solusi atas masalah modal yang dimiliki perusahaan. Sejauh ini YES Bank masih belum mampu menggaet investor strategis. Sebuah laporan menganjurkan agar YES Bank bisa merilis surat utang senilai US$ 300 juta hingga US$ 500 juta untuk mengatasi modalnya yang cekak.
YES Bank kini juga tengah menunda pengumuman pendapatan kuartal tiganya, lantaran tengah meninjau minat dari empat investor. YES Bank juga berencana untuk menghimpun modal hingga US$ 2 miliar untuk menopang modal dasarnya.
Guna menghimpun modal ini, YES Bank juga telah menggandeng sejumlah penjamin emisi yaitu Cantor Fitzgerald, IDFC SEcurities, dan Ambit Capital. Aksi ini akan dipimpin oleh mantan Co-CEO Deutsche Bank Global Anshu Jain.
Baca Juga: Wabah virus corono berdampak signifikan terhadap penjualan Hugo Boss
Sebelum SBI, sejumlah pihak seperti JC Flowers, Tilden Park Capital, OHA UK, Silver Point Capital, Hinduja Group, Cerberus Capital Management LP juga sempat diberitakan tertarik mengakuisisi YES Bank.