Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
Badan legislatif China mengatakan pada akhir Februari bahwa mereka melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar. Pemerintah provinsi dan kota di seluruh negeri telah bergerak untuk menegakkan keputusan tersebut, tetapi Shenzhen telah paling eksplisit tentang memperluas larangan itu kepada anjing dan kucing. Anjing, khususnya, dimakan di beberapa bagian Asia.
Baca Juga: Menteri Kesehatan Israel dan istrinya didiagnosis terinfeksi virus corona
Liu Jianping, seorang pejabat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Shenzhen, mengatakan bahwa unggas, ternak, dan makanan laut yang tersedia bagi konsumen sudah cukup. "Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa satwa liar lebih bergizi daripada unggas dan ternak," kata Liu seperti dikutip oleh media pemerintah, Shenzhen Daily.
Kampanye kota untuk menghentikan makan satwa liar telah mendapat pujian dari kelompok-kelompok kesejahteraan hewan. “Shenzhen adalah kota pertama di dunia yang menganggap serius pelajaran dari pandemi ini dan membuat perubahan yang diperlukan untuk menghindari pandemi lain,” kata Teresa M. Telecky, wakil presiden departemen satwa liar untuk Humane Society International.
"Langkah berani Shenzhen untuk menghentikan perdagangan dan konsumsi satwa liar ini adalah model yang ditiru oleh pemerintah di seluruh dunia."