Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Temuan awal studi tentang mutasi virus corona itu, yang mulanya dipublikasikan pada Mei sebagai pra-cetak sebelum ditinjau oleh ilmuwan lain, diterbitkan secara penuh pada Rabu (25/11) di jurnal Nature Communications.
Tim peneliti dari UCL dan Universitas Oxford juga Cirad serta Université de la Réunion, Prancis, menganalisis genom virus dari 46.723 orang penderita Covid-19 di 99 negara, yang dikumpulkan hingga akhir Juli 2020.
Di antara lebih dari 12.706 mutasi yang teridentifikasi, sekitar 398 di antaranya telah terjadi berulang kali dan secara independen, menurut para peneliti.
Dari jumlah tersebut, para ilmuwan fokus pada 185 mutasi yang mereka temukan telah terjadi setidaknya tiga kali secara independen selama pandemi.
Namun, para peneliti tidak menemukan bukti bahwa salah satu mutasi umum meningkatkan penularan virus corona baru. Sebaliknya, mutasi yang paling umum adalah netral untuk virus.